Gus Miftah dan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sikap optimis dibutuhkan karena saat ini banyak pekerjaan yang hilang digantikan mesin. Di sisi lain membuka pekerjaan baru yang tidak dibayangkan sebelumnya.
Indonesia negara besar, banyak yang tertarik dengan negara kepulauan ini. Negara sebesar ini perlu pengelola yang tangguh dan generasi penerus harus terus lahir.
“Kita sedang menghadapi distrupsi, kuncinya saling membantu, optimis. Ada pekerjaan yang hilang dan ada lapangan pekerjaan baru,” kata Erick Thohir.
Sementara itu, Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman mengajak masyarakat Indonesia untuk optimis menatap masa depan setelah pandemi Covid-19 mulai melandai di Indonesia.
Hal ini disampaikannya pada webinar nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) dengan tema “Sudahi Rebahan dan Wujudkan Perubahan” di Aula lantai 3 KH M Yusuf Hasyim Tebuireng, Sabtu (27/11/2021).
Hadir sebagai pembicara Gus Miftah dan Erick Thohir menjadi pembicara utama dalam kegiatan ini.
“Pasca pandemi yang insya Allah sebentar lagi akan berakhir. Saya berharap kemudian optimisme ini muncul dari kita semua. Jangan sampai kita melihat masa depan dengan ketakutan dan minder. Namun, tidak juga percaya diri berlebihan,” jelasnya.
Pendakwah asal Yogyakarta ini menjelaskan bedanya orang yang optimis dan pesimis. Orang optimis melihat peluang dalam masalah. Sementara orang pesimis melihat masalah dalam peluang.
“Saya ingin semua yang hadir mulai menatap masa depan yang optimis. Kecemasan adalah ilusi buruk tentang masa depan. Dari pada terus berada dalam kecemasan, lebih baik kita menyiapkan diri untuk menghadapi masalah,” imbuhnya.
Gus Miftah menambahkan, seseorang yang optimis selalu memiliki harapan baru dalam hidup dan bukan sekedar angan-angan. Hidupnya pun penuh semangat dan gairah. Ia mengutip keterangan dari kitab Al-Hikam yang menjelaskan perbedaan antara harapan dan angan-angan.
Harapan adalah sebuah keinginan yang diwujudkan lewat amal dan perbuatan. Ada eksekusi. Ada aksi untuk mewujudkan. Namun, jika kita punya keinginan dan tidak ada usaha untuk mewujudkannya maka dinamakan tamanni (angan-angan).
“Ingin jadi orang sukses, tapi tidak mau usaha dan hanya rebahan saja. Lalu buat status di whatshap dengan kata sesuatu akan indah pada waktunya, ini namanya angan-angan,” tegas Gus Miftah.
Gus Miftah secara khusus meminta generasi muda untuk hidup dalam pikiran optimis. Sebagai penerus perjuangan pemimpin, generasi muda harus hidup dalam mimpi-mimpi besar. Apalagi di era perubahan begitu cepat saat ini, kreatifitas sangatlah penting.
“Generasi muda harusnya banyak karya, bukan banyak gaya. Segera move on dan optimis. Hari ini orang viral itu mudah, terbaik yaitu viral karena prestasi bukan sensasi,” tutup Gus Miftah.
Baca juga Ceramah Gus Miftah Buat Bule Jerman Masuk Islam
Syofiatul Hasanah dan Abdurrahman