• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Adab dan Kesunahan Memotong Kuku

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-10-05
in Fiqih, Galeri, Keislaman, Kitab Kuning, News
0
Adab dan Kesunahan Memotong Kuku

Adab dan Kesunahan Memotong Kuku (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co- Adab dan kesunahan memotong kuku telah dijelaskan oleh para ulama terdahulu dalam kitab-kitab klasik. Memotong kuku adalah bagian dari membersihkan diri yang mana kebersihan adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam. Dikatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.

Dalam kitab Ihya’ Ulumiddin karya  Imam al-Ghazali disebutkan bahwa memotong kuku adalah salah satu anjuran Rasulullah. Sebagaimana hadis riwayat Imam Khatib dari sayyidina Abu Hurairah:

يا أبا هريرة أقلم أظفارك فإن الشيطان يقعد على ما طال منها

“Wahai Abu Hurairah, potonglah kukumu, karena syaitan itu suka menempati atau duduk pada kuku yang telah panjang.”

Dalam sebuah buku yang berjudul 354 Sunnah Nabi dalam Kehidupan Sehari-Hari, terdapat penjelasan bahwa paling lama batas seorang memotong kuku adalah empat puluh hari sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:

 “Diberikan waktu bagi kami untuk mencukur kumis, bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur bulu kemaluan tidak lebih dari empat puluh hari.” (HR Muslim).

Mengenai waktu sunnah memotong kuku, tidak ditemukan hadis yang menjelaskan secara sorih kapan waktu sunnah memotong kuku namun Sayyidina Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

من قلم أظفاره يوم الجمعة أخرج الله عز وجل منه داء وأدخل فيه شفاء

“Barang siapa memotong kukunya di hari jum’at, Allah akan mengeluarkan penyakit dalam dirinya & memberinya kesembuhan.”   

Sehingga lebih dianjurkan untuk memotong kuku pada hari Jum’at. Bahkan beberapa orang yang meyakini kebaikan memotong kuku pada hari Jumat karena hari jumat adalah sayyidul ayyam atau hari paling agung dalam satu minggu.

Ketika memulai memotong kuku imam nawawi menertibkan urutannya dimulai dari telunjuk tangan kanan, jari tengah,jari manis lalu ibu jari lanjut kelingking kiri, jari manis, jari tengah, telunjuk dan terakhir ibu jari tangan kiri.

setelah memotong kuku dianjurkan untuk melakukan dua hal. Yaitu

1. Mencuci ujung jari

Setelah memotong kuku hendaknya seorang mencuci ujung jari bekas potongan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab hasyuyatul jamal karya Syaikh Sulaiman Al Jamal

ويسن غسل رؤوس الأصابع بعد قص الأظفار لما قيل إن الحك قبل الغسل يورث البرص

“Disunahkan mencuci ujung-ujung jari setelah dipotong kukunya karena ada yang mengatakan bahwa menggaruk-garuk sebelum dicuci akan menyebabkan penyakit kusta.”

2. Mengubur kuku

Mengubur kuku setelah di potong termasuk anjuran dan adab dalam islam. Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu’ menyebutkan

” يستحب دفن ما أخذ من هذه الشعور والاظفار ومواراته في الارض نقل ذلك عن ابن عمر رضي الله عنهما واتفق عليه اصحابنا .”

“Disunnahkan mengubur apapun yang diambil dari rambut & kuku di tanah, hal ini mengambil pendapat Sayyidina Abdullah bin Umar dan telah disepakati oleh ulama-ulama kita di Madzhab Syafi’i.”

Meski mengubur kuku tidak pernah dijelaskan dalam hadis Nabi. Namun hal ini pernah diamalkan oleh salah satu sahabat yaitu  Sahabat Abdullah bin Umar bin Khattab.

Demikian sunnah dan adab memotong kuku yang dikutip dari penjelasan Habib Ahmad Bafagih.

Wallahua’lam bisshowab.

Baca juga: Keutamaan Memandang Ka’bah dalam Hadis Nabi

Tags: adab memotong kukumemotong kuku dalam Islam
Previous Post

Gusdurian Minta Usut Kasus HAM di Kanjuruhan

Next Post

Metaverse adalah Masa Depan Dunia Pendidikan Juga?

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Metaverse adalah Masa Depan Dunia Pendidikan Juga?

Metaverse adalah Masa Depan Dunia Pendidikan Juga?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng