• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Dur di Mata Gus Kikin

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-12-23
in Tebuireng
0
Gus Dur di Mata Gus Kikin

Gus Dur di Mata Gus Kikin, bersama Yenny Wahid

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Gus Dur di mata Gus Kikin atau KH Abdul Hakim Mahfudz adalah sosok yang luar biasa. Karena bisa mengayomi masyarakat layaknya seorang bapak.

“Gus Dur merupakan sosok yang luar biasa bagi saya,” katanya saat acara 13 wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng Rabu (21/12/2021).

Pengasuh Pesantren Tebuireng ini menyebutkan bahwa sosok Gus Dur bisa dikatakan sebagai Bapaknya masyarakat Indonesia.

Kalimat ini dianggap pas untuk Gus Dur, karena ia berjuang untuk masyarakat kala masyarakat diterpa sebuah kondisi banyak pihak yang menelantarkan mereka.

“Gus Dur mampu memperjuangkan kelompok yang minoritas di tengah-tengah kelompok mayoritas,” imbuh Gus Kikin.

Dikatakan, kelompok-kelompok agama yang minoritas di Indonesia, atas perjuangan Gus Dur bisa tenang hidup di Indonesia, di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas Islam.

Dari perjuangan Gus Dur, masyarakat yang beragama non-Islam baik itu Kristen, Katholik, Hindu, Budha, maupun Kong Hu Chu bisa diakui oleh negara untuk keberadaannya di Indonesia.

“Sehingga masyarakat Indonesia yang khususnya non-Islam menggelari Gus Dur merupakan Bapak Pluralisme dan Nasionalisme,”ujarnya

Gus Dur, kata Gus Kikin, tidak menunjukkan sikap fanatisme pada perbedaan keyakinan dan perbedaan agama.

Gus Dur di mata Gus Kikin tidak melihat seseorang asalnya dari mana, sukunya apa, bahasanya bagaimana, rasnya apa, dan lain sebagainya.

Gus Dur selalu memperjuangkan seseorang karena ia manusia. Bagi Gus Dur, selama mereka adalah manusia dan ciptaan Tuhan, maka kita wajib untuk saling menghargai dan menghormati, bukan saling menindas dan menyakiti orang lain hanya karena perbedaan.

Padahal sebelumnya, Gus Dur merupakan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama tiga periode.

Gus Dur juga merupakan cucu dari Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari seorang ulama besar Indonesia.

Selain itu, ia juga Presiden keempat RI, tapi Gus Dur memilih tidak membesar-besarkan hal tersebut.

“Inilah yang seharusnya bisa menjadi salah satu tauladan bagi kita untuk menjadi Muslim atau masyarakat yang baik,” tegasnya.

Sebagai warga Nahdlatul Ulama, bagi Gus Kikin sudah seharusnya menerapkan prinsip tawazun (toleransi) yang dicontohkan Gus Dur.

Toleransi dalam perbedaan agama, perbedaan suku, bahasa, ras, tradisi dan budaya.

Gus Kikin menduga, sikap toleransi Gus Dur Mungkin barakah dari namanya yakni Abdurrahman yang berarti hamba yang pengasih

Dari nama Gus Dur inilah yang mungkin menjadi sifat yang terpancar darinya, beliau mengasihi semua orang, beliau mengasihi kaum minoritas, masyarakat jelata, dan lain sebagainya.

“Bila kita bisa memahami dan meneladani sifat dan sikap Gus Dur, bukan mustahil Indonesia akan menjadi negara yang damai dan negara yang baldatun toyyibatu warobbun ghofur,” tandasnya.

Penulis: Muhammad Hery Alfatih

Tags: Gus DurPesantrenTebuireng
Previous Post

Cara Memahami Gus Dur Menurut Yenny

Next Post

Hukum VCS Itu Boleh atau Haram?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Hukum VCS Video Call Sex

Hukum VCS Itu Boleh atau Haram?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng