tebuireng.co – Gus Dur di mata Gus Kikin atau KH Abdul Hakim Mahfudz adalah sosok yang luar biasa. Karena bisa mengayomi masyarakat layaknya seorang bapak.
“Gus Dur merupakan sosok yang luar biasa bagi saya,” katanya saat acara 13 wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng Rabu (21/12/2021).
Pengasuh Pesantren Tebuireng ini menyebutkan bahwa sosok Gus Dur bisa dikatakan sebagai Bapaknya masyarakat Indonesia.
Kalimat ini dianggap pas untuk Gus Dur, karena ia berjuang untuk masyarakat kala masyarakat diterpa sebuah kondisi banyak pihak yang menelantarkan mereka.
“Gus Dur mampu memperjuangkan kelompok yang minoritas di tengah-tengah kelompok mayoritas,” imbuh Gus Kikin.
Dikatakan, kelompok-kelompok agama yang minoritas di Indonesia, atas perjuangan Gus Dur bisa tenang hidup di Indonesia, di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas Islam.
Dari perjuangan Gus Dur, masyarakat yang beragama non-Islam baik itu Kristen, Katholik, Hindu, Budha, maupun Kong Hu Chu bisa diakui oleh negara untuk keberadaannya di Indonesia.
“Sehingga masyarakat Indonesia yang khususnya non-Islam menggelari Gus Dur merupakan Bapak Pluralisme dan Nasionalisme,”ujarnya
Gus Dur, kata Gus Kikin, tidak menunjukkan sikap fanatisme pada perbedaan keyakinan dan perbedaan agama.
Gus Dur di mata Gus Kikin tidak melihat seseorang asalnya dari mana, sukunya apa, bahasanya bagaimana, rasnya apa, dan lain sebagainya.
Gus Dur selalu memperjuangkan seseorang karena ia manusia. Bagi Gus Dur, selama mereka adalah manusia dan ciptaan Tuhan, maka kita wajib untuk saling menghargai dan menghormati, bukan saling menindas dan menyakiti orang lain hanya karena perbedaan.
Padahal sebelumnya, Gus Dur merupakan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selama tiga periode.
Gus Dur juga merupakan cucu dari Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari seorang ulama besar Indonesia.
Selain itu, ia juga Presiden keempat RI, tapi Gus Dur memilih tidak membesar-besarkan hal tersebut.
“Inilah yang seharusnya bisa menjadi salah satu tauladan bagi kita untuk menjadi Muslim atau masyarakat yang baik,” tegasnya.
Sebagai warga Nahdlatul Ulama, bagi Gus Kikin sudah seharusnya menerapkan prinsip tawazun (toleransi) yang dicontohkan Gus Dur.
Toleransi dalam perbedaan agama, perbedaan suku, bahasa, ras, tradisi dan budaya.
Gus Kikin menduga, sikap toleransi Gus Dur Mungkin barakah dari namanya yakni Abdurrahman yang berarti hamba yang pengasih
Dari nama Gus Dur inilah yang mungkin menjadi sifat yang terpancar darinya, beliau mengasihi semua orang, beliau mengasihi kaum minoritas, masyarakat jelata, dan lain sebagainya.
“Bila kita bisa memahami dan meneladani sifat dan sikap Gus Dur, bukan mustahil Indonesia akan menjadi negara yang damai dan negara yang baldatun toyyibatu warobbun ghofur,” tandasnya.
Penulis: Muhammad Hery Alfatih