• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Upacara Petik Laut, Bentuk Harmoni Masyarakat dan Alam dalam Budaya Nelayan

Thowiroh by Thowiroh
2024-11-07
in Seni & Budaya
0
Upacara Petik Laut, Bentuk Harmoni Masyarakat dan Alam dalam Budaya Nelayan. (Ist)

Upacara Petik Laut, Bentuk Harmoni Masyarakat dan Alam dalam Budaya Nelayan. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Upacara petik laut merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai. tradisi ini dikenal sebagai salah satu bentuk harmoni masyarakat terhadap alam.

Upacara ini dilakukan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah. Juga sebagai salah satu ungkapan permohonan keberkahan dan perlindungan untuk semua masyarakat utamanya terhadap para nelayan.

Tradisi ini biasa dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terutama di Pulau Jawa-Madura dan memiliki nama sesuai daerah masing-masing. Seperti di daerah Banyuwangi, tradisi ini dikenal dengan istilah upacara petik laut muncar.

Di madura, upacara petik laut biasa disebut dengan istilah Rokat Tase’. Upacara ini digelar oleh masyarakat pesisir setiap tanggal 11 pada bulan Suro yang berlangsung selama kurang lebih lima hari dengan beberapa rangkaian acara.

Beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam pelaksanaan upacara petik laut ini adalah perahu yang dihias sedemikian rupa sebagai alat transportasi masyarakat dalam melaksanakan upacara ini.

Selain itu juga terdapat makanan, buah-buahan, bunga, kemenyan, dan hasil bumi lainnya yang dibawa pada saat upacara sebagai persembahan untuk menghormati laut dan arwah leluhur serta sebagai simbol rasa syukur atas hasil laut.

Masyarakat setempat juga biasanya menyiapkan alat musik seperti gamelan dan lain-lain yang dalam acaranya juga diiringi dengan nyanyian dan lagu-lagu di daerah masing-masing.

Upacara petik laut juga diramaikan dengan pawai dan arak-arakan perahu yang sudah dihias dengan corak warna warni yang indah.

Upacara ini tidak hanya menjadi sebuah tradisi tahunan tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan dan solidaritas antar masyarakat juga sebagai bentuk harmoni manusia dengan alam.

Tradisi ini juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat sebab acara ini bukan hanya bisa dihadiri oleh masyarakat pesisir saja akan tetapi terbuka untuk umum yang mana masyarakat dari daerah lainnya juga bisa ikut hadir dan meramaikan.

Baca juga: Sekaten, Tradisi Maulid Nabi di Yogyakarta

Previous Post

Institute for Humanitarian Islam, Upaya Memperkuat Kualitas Kemanusiaan Global

Next Post

Empat Langkah Komunikasi Menghadapi Remaja Putri yang Mengalami Cinta Monyet

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Empat Langkah Komunikasi Menghadapi Remaja Putri yang Mengalami Cinta Monyet. (Ist)

Empat Langkah Komunikasi Menghadapi Remaja Putri yang Mengalami Cinta Monyet

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng