Upacara petik laut merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai. tradisi ini dikenal sebagai salah satu bentuk harmoni masyarakat terhadap alam.
Upacara ini dilakukan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah. Juga sebagai salah satu ungkapan permohonan keberkahan dan perlindungan untuk semua masyarakat utamanya terhadap para nelayan.
Tradisi ini biasa dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai terutama di Pulau Jawa-Madura dan memiliki nama sesuai daerah masing-masing. Seperti di daerah Banyuwangi, tradisi ini dikenal dengan istilah upacara petik laut muncar.
Di madura, upacara petik laut biasa disebut dengan istilah Rokat Tase’. Upacara ini digelar oleh masyarakat pesisir setiap tanggal 11 pada bulan Suro yang berlangsung selama kurang lebih lima hari dengan beberapa rangkaian acara.
Beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam pelaksanaan upacara petik laut ini adalah perahu yang dihias sedemikian rupa sebagai alat transportasi masyarakat dalam melaksanakan upacara ini.
Selain itu juga terdapat makanan, buah-buahan, bunga, kemenyan, dan hasil bumi lainnya yang dibawa pada saat upacara sebagai persembahan untuk menghormati laut dan arwah leluhur serta sebagai simbol rasa syukur atas hasil laut.
Masyarakat setempat juga biasanya menyiapkan alat musik seperti gamelan dan lain-lain yang dalam acaranya juga diiringi dengan nyanyian dan lagu-lagu di daerah masing-masing.
Upacara petik laut juga diramaikan dengan pawai dan arak-arakan perahu yang sudah dihias dengan corak warna warni yang indah.
Upacara ini tidak hanya menjadi sebuah tradisi tahunan tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat hubungan dan solidaritas antar masyarakat juga sebagai bentuk harmoni manusia dengan alam.
Tradisi ini juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat sebab acara ini bukan hanya bisa dihadiri oleh masyarakat pesisir saja akan tetapi terbuka untuk umum yang mana masyarakat dari daerah lainnya juga bisa ikut hadir dan meramaikan.
Baca juga: Sekaten, Tradisi Maulid Nabi di Yogyakarta