• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Pelanggaran HAM, Insiden G30S PKI

Oleh: Maulida Fadhilah Firdaus

tebuireng.co by tebuireng.co
2023-09-20
in Kebangsaan
0
Pelanggaran HAM, Insiden G30S PKI

Pelanggaran HAM, Insiden G30S PKI (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Gerakan pemberontakan 30 September atau G30S PKI dimulai dengan melakukan penculikan terhadap para Jenderal TNI AD yang telah ditetapkan rencana awalnya dilakukan pada tanggal 30 September 1965, tapi tertunda satu hari dikarenakan komandan satuan belum hadir.

Dalang dan pelaku gerakan 30 September adalah PKI. Tujuan dari PKI melakukan aksi ini adalah perebutan kekuasaan atau pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah dan mengubah ideologi negara menjadi ideologi komunis dalam kehidupan masyarakat.

PKI adalah partai yang merencanakan secara sistematis untuk mewujudkan ideologi komunis dengan membentuk masyarakat dan bangsa yang atheis, melalui cara-cara kekerasan dalam bentuk perebutan kekuasaan, makar, kudeta, atau revolusi.

Sebelum peristiwa G30S PKI ini telah terjadi pemberontakan di Madiun 1948 terhadap pemerintah Republik Indonesia yang sah. G30S PKI telah membawa dampak yang serius bagi masyarakat. Gerakan 30 September dinilai pelanggaran HAM berat, dimana kekejaman PKI dengan berbagai bukti.

Pertama, beberapa rumah tokoh anti PKI di berbagai kota dan desa telah diberi tanda khusus sebagai tanda akan dibunuh. Kedua, para anggota PKI dan pendukung-pendukungnya telah mempersiapkan senjata yang terasah.

Ketiga, PKI telah menyediakan sumur-sumur berukuran 10×10 meter untuk keperluan pembantaian, pembunuhan, dan penguburan secara kolektif. Selain dari upaya pembantaian, ada kejadian lain seperti kekerasan kepada Pelajar Islam Indonesia, Anggota panitia yang menjadi kekerasan seksual, ulama yang diseret-seret dan sebagainya.

Menurut penelitian Fact Finding Comission, hal ini menelan korban 78.000 jiwa. Kopkamtib dalam laporannya menyebutkan 800.000 korban PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur sedangkan di Bali 100.000 korban jiwa dan Jenderal TNI AD yang menjadi target dari gerakan ini. Selain beberapa korban kejadian ini juga menjadi masalah seperti fitnah, salah tangkap, dan sebagainya,

Hingga akhirnya, tragedi Gerakan 30 September ini diselesaikan dengan aspek militer oleh Presiden Soekarno dengan menunjuk Panglima ABRI Mayjen Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Dengan adanya pemberontakan PKI ini akhirnya pemerintah melarang menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme/Leninisme di Indonesia.

Lebih dari itu di tataran sosial juga diselesaikan dengan berbagai peraturan atau perundang-undangan yang berhubungan hak-hak kebebasan, kesetaraan sosial sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.

Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus

Editor: Zainuddin Sugendal

Baca juga: Tebuireng Konsisten Melawan PKI

Baca juga: Pustaka Ikapete Memotret Perjuangan Kiai Yusuf Hasyim

Tags: G30S PKIPelanggaran HAMPemberontakan G30S PKI
Previous Post

Rasulullah Disihir hingga Turun Surat Mu’awidzatain

Next Post

Berbagai Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Maulid

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Berbagai Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Maulid

Berbagai Tradisi Unik di Indonesia Sambut Bulan Maulid

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng