tebuireng.co- Tantangan Ikapete dalam menghadapi kebangkitan baru diungkapkan oleh ketua Presidium Nasional (Presnas) Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) Prof. Masykuri Bakri dalam acara halal bihalal dan temu alumni nasional di Pesantren Tebuireng. Sabtu, 20/05/23.
Menurutnya, dalam perjalanan Presidium Nasional Ikapete yang mencapai angka satu tahun lebih telah banyak melakukan gerakan, dampak, dan manfaat hingga memasuki kebangkitan baru.
Dalam hal ini beberapa perubahan akan terus diupayakan oleh Ikapete baik dalam organisasi Ikapete sendiri hingga ke ranah yang lebih luas demi kesejahteraan bersama.
Prof. Masykuri Bakri menyampaikan bahwa adanya hal tersebut membuat Ikapete harus menghadapi empat tantangan yakni menjadi pemimpin perubahan, penentang perubahan, pengikut perubahan, dan penonton perubahan.
“Kita berperang apakah kita termasuk dalam salah satu tipologi tersebut?,” tuturnya.
Prof. Masykuri Bakri menjelaskan bahwa pemimpin perubahan adalah pemimpin yang memiliki legasi, inovasi, pola pikir serta kerja keras untuk menuju pada arah perubahan dan kejayaan. Hal inilah yang menjadi harapan untuk bisa dicapai oleh segenap anggota Ikapete baik cabang maupun wilayah.
“Kita semua mengidam-ngidamkan menjadi pemimpin perubahan,” harapnya.
Sedangkan tantangan kedua adalah menjadi pengikut perubahan. Yakni sebuah upaya untuk mengikuti arus perubahan. Ikut berpartisipasi dan berkontribusi atas setiap perintah yang diserukan demi menciptakan adanya perubahan yang positif.
“Kalau tidak bisa menjadi pemimpin perubahan, maka akan menjadi pengikut perubahan,” tuturnya.
Menurut ketua Presnas yang juga rektor Unisma ini, apabila menjadi pengikut perubahan. Segenap anggota Ikapete harus selalu patuh dan mendukung pada setiap instruksi yang dibuat yang mana hal tersebut dijalankan semata-mata untuk meneruskan perjuangan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
Sedangkan tantangan ketiga adalah menjadi penonton perubahan, tidak ikut andil dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang menuju pada perubahan. Hal inilah yang harus dijauhi oleh segenap anggota Ikapete dalam menghadapi kebangkitan baru.
Bagi Prof. Masykuri Bakri dalam menghadapi kebangkitan baru, para alumni Pesantren Tebuireng bukan hanya dituntut untuk menjadi komunikator dan penggerak antar Ikapete namun juga harus bersinergi dengan alumni pondok pesantren lain di seluruh Indonesia.
“Alumni Pesantren Tebuireng harus menjadi leader perubahan yang membawa alumni Pesantren lainnya untuk membangun bangsa dan negara serta mengembangkan local wisdom di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” tegasnya.
Tantangan keempat adalah menjadi penentang perubahan. Prof. Masykuri Bakri menyebutkan bahwa dalam menghadapi kebangkitan baru Ikapete harus berusaha untuk tidak menjadi penentang perubahan karena menurutnya, setiap perubahan yang terjadi dalam berbagai tipe bisa saja ditentang oleh satu kaum dalam organisasi itu sendiri.
“Untuk penentang-penentang perubahan ini, kita hanya bisa mendoakan semoga mereka sadar akan pentingnya perubahan,” tandasnya.
Baca juga: Ketum Presnas Ikapete, Prof Masykuri Tegaskan Sikap Pemimpin