• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Sifat Hati Orang Kafir

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰۤ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةࣱۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِیمࣱ (البقرة: ٧)

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-09-11
in Keislaman
0
Sifat Hati Orang Kafir

Gambar Ilustrasi (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sifat Hati Orang Kafir – Lafaz ختم arti asalnya adalah menutup, lafaz ختم dikaitkan dengan kata قلوب, hal ini menandakan adanya isti’aroh karena menyerupakan hati dengan sesuatu yang bisa ditutup.

Oleh karena itulah, kita tidak bisa langsung memahami bahwa menutup hati itu seperti menutup pintu, menutup buku, atau menutup yang lainnya, sehingga kita perlu mencari makna yang dimaksud dengan redaksi “menutup hati”, untuk itulah ada beberapa pengertian tentang hal ini, di antaranya adalah sebagaimana yang oleh para ulama ahli ilmu ma’ani ini untuk mensifati hati orang kafir dengan 10 hal, yaitu:

  1. Khotam (ختم), hati orang kafir itu tertutup sehingga tidak bisa menerima kebenaran firman Allah SWT. Selama tutup itu belum dibuka selama itu pula kebenaran tidak bisa memasukinya.
  2. Thob’u (طبع) artinya hati orang kafir itu terkunci mati, sangking rapatnya tertutupnya sehingga tidak bisa dibukak kecuali dengan menghilangkan kunci/tutupnya itu, itulah kenapa kebenaran tidak bisa memasuki hati mereka sampai tutup itu dihilangkan.
  3. Dhoiq (ضيق) artinya hati orang kafir itu sesak, sehingga bila orang-orang kafir diperdengarkan atau diperlihatkan kebenaran maka mereka akan merasa sesak di dalam dada mereka.
  4. Marod (مرض) artinya dalam hati orang kafir ada sebuah penyakit, dan bila dibacakan atau diperlihatkan kebenaran firman Allah SWT. hati mereka akan semakin merasakan kesakitan.
  5. Rain ( رين) artinya hati orang kafir itu akan terus menerus tertutup oleh banyaknya dosa dan maksiat yang mereka lakukan, semakin banyak dosa dan maksiat yang mereka perbuat hati mereka semakin hitam penuh dosa, sehingga hati mereka akan tertutup oleh dosa-dosa mereka yang akan menghalagi cahaya petunjuk untuk bisa menembus hati mereka.
  6. Mati (موت) artinya hati orang kafir itu mati sehingga diperingatkan atau tidak tidak akan ada pengaruhnya seperti benda mati yang tidak akan merespon apa pun saat diperdengarkan atau diperlihatkan sesuatu.
  7. Membatu/mengeras (قساوة) artinya hati orang kafir itu sangat keras membatu sehingga ketika dinasehati dengan kebenaran, mereka tidak bisa menerimanya bahkan tak jarang memarahi orang menasehatinya.
  8. Dipalingkan (انصراف) artinya hati orang kafir itu akan senantiasa untuk berpaling dari kebenaran firman Allah SWT. sehingga mereka tidak akan berjumpa dengan petunjuk sebab saat mendeteksi adanya petunjuk mereka akan menghindarinya atau menjauhinya agar tidak sampai mendengarnya atau melihatnya.
  9. Sombong/fanatik (حمية), artinya hati mereka terlalu sombong atau fanatik sehingga tidak bisa menerima suatu kebenaran yang berasal dari diri mereka atau golongan mereka yang sama-sama kafir.
  10. Ingkar, artinya hati orang kafir itu akan selalu mengingkari kebenaran firman Allah SWT. sehingga kebenaran firman Allah SWT. apa pun yang disampaikan pada mereka, mereka akan menentangnya atau mengingkarinya.

Ayat ini juga menunjukan bahwa Allah SWT. berkuasa untuk memberi petunjuk dan menyesatkan, mengimankan dan menjadikan kafir, sehingga orang yang saat ini beriman tidak menyombogkan keimanan yang ada pada diri mereka, dan orang yang kafir tidak menyombongkan kekafirannya karena semua itu terjadi atas kehendak Allah SWT.

Itulah kenap kata ختم yang dikaitkan dengan kata قلوب juga bisa diartikan hati-hati itu kehilangan kesadarannya untuk menerima petunjuk Allah SWT. sehingga tidak tahu bahwa yang datang itu adalah sebuah kebenaran dari Allah SWT.

Lafaz على قلوبهم mengisyatkan kepada kita bahwa Allah SWT. itu lebih memulyakan hati (قلب) dari pada anggota badan yang lainnya seperti tubuh, kaki, tangan, perut, badan, kepala, dan lain-lain.

Hati (قلب) yang dimaksud di sini bukanlah benda yang berbentuk segumpal daging saja yang biasa disebut liver tetapi yang dimaksud hati (قلوب) dalam ayat ini adalah tempatnya fikiran atau tempatnya akal, itulah kenapa dikatakan: العقل نور في القلب يفرق بين الحق والباطل (akal adalah cahaya dalam hati yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar), dan inilah yang menjadikan manusia itu sebagai mahluk yang mulia.

Hati itu akan memimpin anggota badan yang lain untuk berbuat atau berperilaku, maka bila orang hatinya baik maka perilakunya juga baik, bila orang itu hatinya buruk maka perilakunya juga buruk.

Lafaz قلوبهم ini berbentuk jama’ artinya yang Allah kunci mati hatinya itu tidak hanya satu hati tetapi banyak hati, ketika banyak hati yang dikunci mati, maka banyak hati yang tidak bisa menerima kebenaran Allah SWT.

Ketika banyak hati yang tidak bisa menerima kebenaran, maka akan mendorong banyak anggota badan yang berbuat tidak benar. Untuk itulah tutup/kunci hati-hati itu harus dihilangkan dengan cara bertaubat, meminta ampun kepada Allah SWT.

Meninggalkan perbuat maksiat atau dosa, dan menjalankan perintah Allah SWT. karena makna الذين كفروا dalam konteks ini bukanlah selalu orang yang di KTP-nya tidak beragama Islam, atau bukan orang yang keluar dari agama Islam, tetapi sifat hati “orang yang menolak/mengingkari kebenaran Allah SWT.” sebagaimana pada tulisan sebelumnya.

Semoga Allah SWT. senantiasa menjadikan kita termasuk orang-orang yang hatinya terbuka menerima petunjuk-Nya. Amin.

Allahu a’lam bisshowab.

Oleh: Dr Fathur Rohman (Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng)

Baca Juga: Orang Beriman Tidak Tega Menutup Masjid

Previous Post

Tato dan Berbagai Permasalahannya dalam Islam

Next Post

Ciri khas dan pola berpikir Gus Sholah Ada Berapa?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Gus Sholah saat bersama sejumlah buku koleksinya (Ist)

Ciri khas dan pola berpikir Gus Sholah Ada Berapa?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Menata Ulang Relasi Rumah Tangga Antara Laki-laki dan Perempuan
  • Profil Gus Irfan, Menteri Haji dan Umrah Pertama di Indonesia
  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng