tebuireng.co – Ciri khas dan pola berpikir Gus Sholah (KH Salahuddin Wahid) adalah catatan sebagai wujud rindu kepada cucu Hadratussyaikh M Hasyim Asy’ari tersebut.
Gus Sholah dilahirkan 11 September 1942, wafat di Jakarta, 2 Februari 2020 pada umur 77 tahun dan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng
Menurut asisten pribadi Gus Sholah yang bernama Ustadz Amien Zein, sosok Gus Sholah memiliki ciri khas dalam berpikir dan kebiasaan rutinan yang terus berulang setiap harinya.
Dalam catatan Ustadz Amien, kebiasaan Gus Sholah tersebut sedikitnya ada 12, yaitu:
- Gus Sholah setiap hari memiliki jadwal membaca Al-Quran bersama istri minimal satu juz setiap hari. Bahkan sebelum wafat, Gus Sholah ingn mengkhatamkan AL-Qur’an.
- Setelah membaca Al-Qur’an, Gus Sholah akan membaca buku, koran atau media lainnya.
- Di dalam bergerak, Gus Sholah sering mengacu pada pesan-pesan kakeknya yaitu KH M Hasyim Asy’ari.
- Gus Sholah suka diskusi dan musyawarah untuk meminta orang lain memberikan sebuah pertimbangan yang objektif. Dalam diskusi, Gus Sholah memberikan sebuah pandangan yang luas. Tidak tendensius dan tidak berat sebelah. Hal ini membuat Gus Sholah harus kaya akan wawasan dan update informasi terbaru.
- Setiap habis subuh menanyakan jadwal ke asisten pribadi. Lalu tanya, harus bertemu dengan siapa dan harus ngomong seperti apa. Gus Sholah memiliki jadwal yang jelas setiap hari. Bahkan memiliki schedule bulanan, mingguan, dan harian. Sehingga apa yang akan dilakukan jelas dan terarah.
- Setiap selesai beraktivitas, tidak lupa mengucapkan terima kasih dan mohon maaf. Terimakasih diucapkan atas segala aktivitas beliau. Mohon maaf, barangkali saya ada salah.
- Setiap selesai beraktivitas, Gus Sholah akan meminta maaf kepada orang yang sudah direpotkan. Gus Sholah memiliki hati yang lembut.
- Tidak suka berpikir untuk kepentingan diri sendiri. Semua pemikiran dicurahkan untuk memadukan keislaman dan keindonesian lalu Pesantren Tebuireng, Universitas Hasyim Asy’ari dan untuk umat hingga akhir hayat.
- Gus Sholah adalah sosok anti suap dan anti korupsi. Dalam banyak kesempatan, Gus Sholah menyampaikan pesan ini kepada khalayak.
- Gus Sholah selalu membela orang lemah dan aktif di Komnas HAM.
- Ingin adanya persatuan di antara ormas-ormas Islam. Gus Sholah sering menggelar diskusi lintas ormas. Tidak hanya di kalangan nahdliyin. Pemikiran ini sama dengan yang dilakukan Kiai Hasyim Asy’ari.
- Di akhir hayatnya, Gus Sholah ingin sekali organisasi yang didirikan leluhurnya bernama Nahdlatul Ulama (NU) dikelola secara professional dan tidak didikte oleh partai tertentu. Gus Sholah juga menentang keras praktik pemilihan pimpinan NU dengan ala partai dan kotor.
Demikian catatan khusus terkait ciri khas Gus Sholah, semoga bisa menginspirasi pembaca.