• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Perbedaan Hari Lahir Gus Dur, Mana yang Benar?

tebuireng.co by tebuireng.co
2023-09-07
in Kiai, Tebuireng, Tokoh
0
Perbedaan Hari Lahir Gus Dur, Mana yang Benar?

Foto KH Abdurrahman Wahid. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Perbedaan hari lahir KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sudah lama menjadi topik perbincangan. Putra sulung KH Wahid Hasyim ini dikenal memiliki banyak versi tanggal lahir yang tercatat di berbagai buku dan arsip. Namun, dari berbagai versi tersebut, ada dua tanggal yang popular sebagai tanggal kelahiran Gus Dur, yaitu tanggal 4 Agustus 1940 dan tanggal 7 September 1940. Hal ini menjadi sebuah kontroversi yang mengacu pada pertanyaan di kalangan masyarakat tentang keaslian tanggal lahir presiden keempat Republik Indonesia ini.

Pada dasarnya, perayaan hari lahir KH Abdurrahman Wahid memang diperingati dua kali, bahkan ketika ia masih hidup. Seperti yang pernah dikatakan oleh Mahfud MD dalam akun Twitter-nya, bahwa Gus Dur yang disebut sebagai guru bangsa memiliki keunikan pada tanggal lahirnya dengan memiliki dua tanggal lahir. Mahfud MD menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu mempersoalkan kebenaran hari lahir Gus Dur karena ia sendiri juga membiarkan keduanya sebagai tanggal lahirnya.

“4 Agustus 1940, Gus Dur dilahirkan. Allah mengirim beliau ke Indonesia untuk menjadi salah satu guru bangsa yang patut diteladani oleh warga bangsa ini,” tulis Mahfud MD dalam akun Twitter-nya pada saat memperingati hari lahir KH Abdurrahman Wahid pada tanggal 4 Agustus 2018.

“Bagi yang tidak tahu, diinformasikan bahwa Gus Dur bermilad tanggal 4 Agustus dan 7 September. Gus Dur sendiri membiarkan dua kali ultah itu. Kita tak berhak memasalahkannya. Itulah uniknya Gus Dur. Tanggal 7 September nanti kita ucapkan doa lagi, seperti biasa saat Gus Dur masih sugeng (hidup),” tambahnya.

Menurut Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian, Muhammad Autad An Nasher mengatakan bahwa Gus Dur diketahui memiliki dua tanggal lahir. Secara de facto dan de jure. Kebanyakan orang mengenal kelahiran Gus Dur itu tanggal 7 September, akan tetapi menurut data yang ada di jaringan Gusdurian, kelahirannya jatuh pada 4 Agustus.

Selain dua tanggal di atas, masih terdapat versi lain dari tanggal kelahiran KH Abdurrahman Wahid yang dicatat di beberapa buku misalnya di dalam buku Ensiklopedia NU, tanggal lahir Gus Dur ditulis 24 September 1940. Sementara di dalam buku KH Wahid Hasyim dan Karangan Tersiar karya Abubakar Atjeh, tanggal lahir Gus Dur lahir ditulis 4 Juli 1939, di sini bukan hanya tanggal lahirnya saja yang berbeda tetapi tahun lahirnya pun juga berbeda.

Sementara itu, putri sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau yang akrab disapa Alissa Wahid pernah memperingati hari lahir Gus Dur dengan mengucapkan selamat ulang tahun dalam akun Twitter-nya pada tanggal 4 Agustus serta menggunakan hastag #HarlahGusdur. Meski demikian, menurut Ning Alissa dua tanggal lahir yang paling populer yakni tanggal 4 Agustus dan 7 September sebagai tanggal lahir Gus Dur tidak bisa dipungkiri keberadaannya karena keduanya sama-sama dipakai oleh Gus Dur.

“Memang ada 2 tanggal lahir, mas. 4 Agustus dan 7 September. Beliau pakai tgl 4 Agt. Koreksi dari catatan sejarah tgl 7 Sept. Kontroversi #HarlahGus Dur hehehehehe,” Tulisnya.

Untuk memadamkan kontroversi perbedaan hari lahir Gus Dur, Ning Alissa Wahid menjelaskan bahwa 7 September adalah hari lahir yang asli, sedangkan 4 Agustus adalah hari lahir yang legal.

Penulis: Thowiroh

Editor: Zainuddin Sugendal

Baca Juga: Gus Dur di Mata Gus Kikin

Tags: Gus Dur
Previous Post

Slow Living, Jadi Pilihan Hidup?

Next Post

Tradisi Ngopi

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Tradisi Ngopi

Tradisi Ngopi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat
  • Ketua PCNU Jombang; Presiden harus Menenangkan Masyarakat
  • Kritikan yang Dilarang Menurut Gus Baha

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng