Adab atau akhlak adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap murid agar sukses dalam menuntut ilmu. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Zakaria Marzouq, Khatib Masjid Al-Azhar Mesir dalam acara Ijazah kitab Burdah, Arba’in, Aqidatul Awam dan Hadis Musalsal di Ribath Hidayatul Qur’an, selasa (30/07/24).
Imam besar sekaligus guru para penghafal Al-Qur’an di Cairo, Mesir ini menjelaskan bahwa seorang murid harus memiliki adab dalam menuntut ilmu. Salah satu diantaranya adalah memiliki rasa malu untuk bersenda gurau dan bermain-main ketika berada dalam mejelis ilmu.
Hal ini sebagai penghormatan kepada guru yang menjadi perantara tersampainya ilmu kepada murid. Sebab baginya, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses murid untuk belajar.
Syaikh Zakaria Marzouq menjelaskan bahwa peran penting guru dalam mengajarkan ilmu adalah karena ketekunan mereka untuk bersusah payah dalam belajar terlebih dahulu di berbagai referensi kitab sebelum diajarkan kepada murid dengan redaksi yang lebih mudah dipahami.
Menghormati guru yang merupakan salah satu adab agar sukses belajar juga dijelaskan oleh Imam Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum
اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لاَ يَنَالُ الْعِلْمَ وَلاَ يَنْتَفِعُ بِهِ اِلَّا بِتَعْظِيْمِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ وَتَعْظِيْمِ الْأُسْتَاذِ وَتَوْقِيْرِهِ. قِيْلَ مَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلَّا بِالْحُرْمَةِ، وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang pelajar tidak akan bisa mendapatkan ilmu dan manfaat ilmu kecuali dengan menghormati ilmu dan orang yang berilmu, memuliakan guru dan menghormatinya. Dikatakan, tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat.”
Selain itu, majelis ilmu merupakan tempat yang mulia, sehingga tidak sepantasnya dijadikan tempat selain untuk bersungguh-sungguh mencari ilmu. Dalam hadis disebutkan
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Apabila kamu melewati taman-taman syurga, maka singgahlah dengan rasa cinta. Para sahabat bertanya: Apakah taman-taman syurga itu? Nabi menjawab: Halaqah-halaqah atau kelompok majelis zikir.”(HR. Tirmdizi)
Imam Atha’, salah satu pembesar Tabi’in menjelaskan bahwa halaqah yang dimaksud oleh Nabi adalah perkumpulan yang membahas tentang halal atau haram, membahas bagaimana tata cara jual beli, tata cara shalat, zakat, haji, nikah, menceraikan istri, dan lain sebagainya yang tentu termasuk dalam halaqah belajar atau majelis ilmu.
Dalam acara ijazah kitab yang dihadiri oleh segenap santri Hidayatul Qur’an, Syaikh Zakaria Marzouq mendengarkan secara langsung beberapa santri yang bergantian melafalkan Al-Qur’an dihadapannya. Selain itu, ia juga turut membacakan beberapa hadis Arba’in kemudian menjelaskan maknanya.
Baca juga: Pentingnya Perhatian Publik terhadap Kajian Fikih

