Trend slow living yang saat ini populer dijadikan pilihan oleh masyarakat dalam menjalani hidup memiliki beberapa konsep. Menurut Dr. Fahruddin Faiz, pengasuh ngaji filsafat ini menjelaskan bahwa setidaknya terdapat 6 konsep dalam slow living yang harus dipahami.
Pertama adalah Mindfulness: Menikmati setiap momen
Salah satu pilar utama dalam slow living menurut Dr. Fahruddin Faiz adalah mindfulness. Konsep ini mengajarkan kita untuk benar-benar hadir dalam setiap momen yang kita jalani. Di era digital ini, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa untuk merasakan dan menikmati hal-hal kecil dalam hidup. Dengan mindfulness, kita belajar untuk memperlambat ritme kehidupan, memperhatikan napas, dan meresapi setiap pengalaman. Praktik mindfulness ini bisa dimulai dengan hal-hal sederhana seperti menikmati secangkir kopi di pagi hari, berjalan tanpa terburu-buru, atau menikmati suara alam di sekitar kita.
Kedua adalah Minimalisme: Menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan
Menurut Dr. Fahruddin Faiz, minimalisme bukan hanya tentang mengurangi jumlah barang yang kita miliki, tetapi juga tentang menyederhanakan hidup agar fokus kita tidak terpecah oleh hal-hal yang tidak penting. Dalam konteks slow living, minimalisme mengajarkan kita untuk memilih kualitas daripada kuantitas. Dengan memiliki barang yang memang benar-benar kita butuhkan, kita dapat merasakan kebebasan dan kedamaian yang lebih besar. Minimalisme membantu kita menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kepemilikan materi, melainkan pada pengalaman dan hubungan yang kita jalin dengan orang lain.
Konsep ketiga adalah Prioritas: Menentukan apa yang benar-benar penting
Prioritas adalah aspek krusial dalam slow living yang menuntut kita untuk menentukan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Dr. Fahruddin Faiz menekankan bahwa menetapkan prioritas berarti berani berkata tidak pada hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup kita. Dengan memahami apa yang menjadi prioritas, kita dapat mengalokasikan waktu dan energi secara lebih efektif dan efisien. Memahami prioritas juga berarti menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu pribadi, sehingga kita tidak terjebak dalam kesibukan yang menguras energi tanpa memberikan kepuasan batin.
Keempat adalah Frugalliving: Hidup hemat dan bijaksana
Frugalliving atau hidup hemat adalah prinsip yang menekankan pentingnya hidup dengan bijaksana, terutama dalam hal finansial. Dr. Fahruddin Faiz mengajak kita untuk menjalani hidup dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien, tanpa mengorbankan kualitas hidup. Frugalliving bukan sekadar tentang menghemat uang, tetapi juga tentang membuat keputusan yang bijaksana dalam pengeluaran, memilih kualitas dibanding kuantitas, dan menghindari pemborosan. Dengan menjalankan frugalliving, kita belajar untuk lebih menghargai apa yang kita miliki dan tidak terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan.
Konsep kelima adalah ideal dan realita: Menyelaraskan harapan dengan kenyataan
Menghadapi ideal dan realita adalah tantangan yang sering kali membuat kita merasa tertekan. Dr. Fahruddin Faiz menekankan pentingnya menyelaraskan antara harapan ideal kita dengan kenyataan yang ada. Dalam slow living, kita belajar untuk menerima dan menghargai keadaan kita saat ini, sambil tetap berusaha mencapai tujuan yang lebih baik. Mengelola ekspektasi dengan realistis dan merangkul ketidaksempurnaan adalah langkah penting dalam mencapai kebahagiaan yang sejati. Dengan memahami batasan dan potensi diri, kita dapat menjalani hidup dengan lebih damai dan tenang.
Konsep keenam adalah Me Time: Menghargai waktu untuk diri sendiri
Me time adalah elemen yang tak kalah penting dalam slow living. Dr. Fahruddin Faiz menjelaskan bahwa menyediakan waktu untuk diri sendiri adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan mental dan emosional. Me time memberikan kesempatan bagi kita untuk mereset pikiran, merenung, dan mengevaluasi diri. Dengan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kita nikmati, kita dapat memulihkan energi dan menjaga keseimbangan hidup. Ini bisa berupa aktivitas sederhana seperti membaca buku, meditasi, atau berjalan santai di taman.
Slow living adalah tentang menemukan keseimbangan dan kedamaian dalam hidup dengan menjalani setiap momen dengan penuh kesadaran dan bijaksana. Dengan menerapkan 6 konsep ini bisa membantu seseorang untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.
Penulis: Erik Lis Setiawan
Editor: Thowiroh
Baca juga: Makna Slow Living menurut Fahruddin Faiz