• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Pawang Hujan (‘melawan’) Kehendak Tuhan?

Oleh: Dr. Muchlis M. Hanafi, MA

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-03-23
in News, Pendidikan, Tokoh
0
Pawang Hujan (‘melawan’) Kehendak Tuhan

Pawang Hujan (‘melawan’) Kehendak Tuhan. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co– Pawang hujan ‘melawan’ kehendak Tuhan? Rara Isti Wulandari tengah jadi buah bibir. Mata dunia tertuju padanya. Tak terkecuali saya . Aksinya menghalau hujan bikin heboh dunia. Di bawah guyuran hujan, badai dan petir, dia keliling bawa mangkok sambil komat-kamit baca mantra.

Ada yang memuji. “Kami sangat membutuhkannya. Terima kasih #IndonesianGP,” cuit akun @btsportmotogp. Ada pula yang menghujat. “Hari gini masih pertontonkan klenik. Memalukan!,” kata sebagian. Terlepas kontroversinya, dia telah mentahbis dirinya sebagai Cloud Engineer at MotoGP Mandalika. Hujan bisa dihalau dan bisa dipanggil. By request.

Bayarannya fantastis. Ratusan juta rupiah untuk 21 hari kerja. PNS mana bisa dapat  segitu, hehe. Eit, jangan iri. Profesi rekayasa hujan memang mahal. Dulu, The Rain Maker, Frank Melbourne, pun dikenal berhonor tinggi. Tahun 1890-an.

Ritual gitu bukan hal baru. Tiga ribuan tahun lalu, di China, pawang hujan (Chinese Shaman) kelilingi api unggun sambil komat-kamit baca mantra. Hujan turun diyakini sebanyak cucuran keringat dari panasnya kobaran api. Di Barat, penduduk asli Amerika, bahkan sampai ke Eropa, mengenal tarian hujan (rain dance). Yunani Kuno juga akrab dengan dewa pengendali hujan. Di Indonesia, lihatlah Rara. Sesajen dikelilingi parit air. Ada pula es batu dan abu kayu. Mengobrol dgn air, tanah dan awan. Sambil berharap kebaikan Tuhan. Begitulah, setiap peradaban punya kearifan.

Nabi Nuh pun pernah dialog. Dengan langit dan bumi. “Hai langit, tahan (hujanmu)! Hai bumi, telan airmu” (QS. Hud: 44). Seketika hujan yang menyebabkan banjir besar berhenti. Air pun ikut surut. Nabi Muhammad Saw juga pernah halau hujan. Dengan bermohon pada Tuhan. “Hujannya di sana aja; di bukit, di lembah, di tempat tumbuh pepohonan. Jangan di sini, karena bisa merusak kami”. Begitu dalam doanya (HR. Bukhari). Pasalnya, saat itu berhari-hari hujan tak berhenti. Untuk panggil hujan Islam punya cara. Salat istisqa. Al-Abbas, paman Nabi, dikenal manjur doanya. Bacaan istigfar juga bisa mengundang hujan (QS. Nuh: 10-11).

Baca juga: Tak Perlu Pawang, Hujan Akrab dengan Kiai Adlan

Anda boleh menilai yang dilakukan Rara syirik. Tapi jangan caci dan hina ritual begitu. Setiap agama, bahkan peradaban, punya cara. Islam larang kita hina mereka yang lakukan praktik syirik sekalipun. Sebab, kita pun akan marah bila Tuhan dan ritual kita dihina (QS. Al-An’am: 108). Segala cara bisa dilakukan. Sesuai keyakinan. Jangan saling merendahkan. Pada akhirnya, hujan kehendak Tuhan.

Ada yang kurang di Mandalika. Selain Rara, teknologi juga dihadirkan. 3 ton garam ditabur ke awan di langit Mandalika. Tapi hujan tetap turun. Lombok dikenal bumi seribu masjid. Bumi para wali. Kenapa pawangnya dari Jawa yang tinggal di Bali? Tetua adat mungkin lebih bersahabat. Dengan alam setempat. Juga para tuan guru dan santri pengawal negeri. Jangan lupakan, doa mereka mungkin lebih didengar.

Ritual apa pun hanyalah ikhtiar. Dulu, The Rain Maker terkenal, Charles Mallory Hatfield (lahir 1875) pernah gagal. Sering dikontrak pengusaha perkebunan kapas di Texas, dan perusahaan tambang di Alaska. Bayarannya mahal. Tahun 1915 San Diego kekeringan. Dia dikontrak 10 rb dolar untuk panggil hujan. Sukses. Lima hari berturut2 hujan turun. Morena Dam Reservoir penuh air. Orang pun senang.

Tapi Hatfield ga bisa berhentikan. Hujan memanjang sampai seminggu. Banjir di mana2. Bendungan dan jembatan jebol. Fasilitas umum rusak. Ada korban jiwa pula. Tragedi itu disebut Hatfield flood. Bahkan, sampai dituntut di pengadilan. Hatfield penyebab banjir. Tapi, hakim pengadilan pun sadar. Hujan di luar kehendak manusia. Dia pun bebas dari tuntutan.

Ya, hujan prerogatif Tuhan (QS. Lukman: 34). Salah satu mafaatihul ghaib. Tidak bisa dilawan. Kita hanya berikhtiar. Tak ada yang bisa disombongkan.

Flight Jakarta-Padang, 22/3/2022

Oleh: Dr. Muchlis M. Hanafi, MA. Imam Besar Masjid Bayt al-Qur’an Pondok Cabe

Baca juga: Keutamaan Nama-Nama Allah, Termasuk Menyelamatkan Nabi Nuh As

Tags: MotoGP Mandalikapawang hujanRara Isti Wulandari
Previous Post

Gus Ipang Wahid dalam Peletakan Batu Pertama Gedung Baru UNISMA

Next Post

Presiden Rusia Vladimir Putin Berniat Hadiri KTT G20 di Indonesia

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Presiden Rusia Vladimir Putin Berniat Hadiri KTT G20 di Indonesia

Presiden Rusia Vladimir Putin Berniat Hadiri KTT G20 di Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil
  • Gus Ulil Sebut Platform X sebagai Medan Penting dalam Perang Narasi Global

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng