tebuireng.co– Presiden Rusia Vladimir Putin berencana hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20), yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 30 – 31 Oktober tahun ini di Bali.
Rencana kehadiran Vladimir Putin itu diutarakan Dubes Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. Rencana tersebut terlepas dari desakan sejumlah negara untuk mengeluarkan Rusia dari negara kelompok G20 sebagai respons atas invasinya ke Ukraina.
“Tergantung pada situasi, sejauh ini dia (Putin) mau datang ke KTT G20,” kata Vorobieva saat ditanya apakah Putin akan hadir dalam pertemuan tersebut dalam jumpa pers di Jakarta pada Rabu (23/3).
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu, berbagai negara di dunia terutama Barat berupaya mengisolasi Rusia dari sistem keuangan hingga organisasi internasional.
Seperti dilansir ANTARA (23/03/22), Amerika Serikat dan sekutunya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok ekonomi utama Kelompok Dua Puluh (G20) setelah invasinya ke Ukraina.
“Tentunya jika Rusia dikeluarkan dari forum semacam ini, langkah itu tak akan memperbaiki, tak membantu perbaikan situasi ekonomi, bahkan sebaliknya tanpa Rusia ini akan sulit,” ujar Vorobieva.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sejauh ini Rusia telah mengikuti berbagai pertemuan dalam rangkaian G20, baik yang diselenggarakan secara daring maupun luring.
“Kami mendukung presidensi Indonesia di G20, beserta prioritas dan slogan Recover Together, Recover Stronger. Kami sangat berharap agar Indonesia tidak menyerah terhadap tekanan yang diberikan, tak hanya terhadap Indonesia namun juga berbagai negara di dunia oleh Barat,” kata Vorobieva.
Meski ada ancaman itu, Vorobieva mengatakan Rusia terus mendukung presidensi Indonesia di G20 tahun ini.
“Indonesia menjadi presiden G20 bukan untuk membahas masalah krisis Rusia-Ukraina, tapi lebih kepada meningkatkan ekonomi global dan masalah lainnya. Mengeluarkan Rusia (dari G20) tidak akan membantu perekonomian global,” kata Vorobieva.
Baca juga: Melihat Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina yang Kini Terlibat Perang
Sekilas Tentang G20
G20 didirikan pada 1999 atas inisiasi kelompok G7 yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Italia, dan Inggris. Adapun forum multilateral antara negara dan organisasi ini dibentuk untuk menangani beberapa krisis ekonomi yang melanda dunia.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang terlibat saat itu hanya fokus bagaimana mencari solusi untuk mengatasi krisis atau isu di seputar kebijakan fiskal dan moneter global (kebijakan keuangan internasional)
Kebijakan fiskal adalah keputusan atau kebijakan yang diambil pemerintah agar ekonomi stabil secara makro.
Daftar anggota G20
Ada 19 negara yang tergabung sebagai anggota G20, antara lain: Afrika Selatan, Amerika, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Mexico, Korea Selatan, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa.
Tema Presidensi G20 Indonesia
Presidensi G20 Indonesia tahun ini mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama”. Tema tersebut terinspirasi dari salah satu nilai dasar bangsa Indonesia yang menjadi budaya, yaitu gotong royong.
Presidensi Indonesia dalam G20 merupakan hal yang penting karena Indonesia sedang memegang estafet kepemimpinan dalam forum kerja sama 19 negara dan Uni Eropa. Sehingga Kemendikbud mengajak semua pihak agar bisa berkolaborasi dan saling menguatkan untuk pulih bersama pascapandemi Covid-19.