• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Memaknai “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia”

Ikhsan Nur Ramadhan by Ikhsan Nur Ramadhan
2023-11-09
in Opini
0
Memaknai “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia”

Foto ilustrasi siswa dan pendidikan Indonesia. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Jika ada hal mengusikmu, bertanyalah. Sebab, dari pertanyaan akan lahir pengetahuan. Namun, terus bertanya tanpa berbuat apa-apa, itu sia-sia. Jadi, lebih baik setelah bertanya, berbuatlah. Itu jauh lebih berguna untuk semua.” Inilah argumen KH Salahuddin Wahid yang tertulis pada buku “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia” yang juga dibukukan dalam buku Penghargaan Kompas: Cendekiawan Berdedikasi 2008-2016.

Suatu  waktu, Gus Sholah (sapaan akrab KH Salahuddin Wahid) pernah ditanya, yakni bagaimana mungkin Indonesia, negeri yang begitu kaya sumber daya, tapi tidak bisa memanfaatkannya? Justru Bank Dunia menyebut 50% dari 230-an juta warga Indonesia masuk kategori miskin. Dan bagaimana pula dari negeri yang kaya jutaan warganya harus bergantung hidup ke negara lain yang lebih kecil dan tidak dianugerahi sumber daya melimpah seperti Indonesia? Gus Sholah menjawab, “Saya tidak tahu jawabannya. Ya hanya pertanyaan demi pertanyaan tentang Indonesia saja.”

Ternyata, ini merupakan salah satu pertanyaan yang terus bergelayut di benak Gus Sholah. Namun, karena ia tidak mengetahui jawabannya, maka pertanyaan ini selalu dibaginya kepada siapapun yang diajaknya berbicara, mungkin ada yang mampu menjawabnya. Meski begitu, daripada hanya bertanya dan tidak berbuat apa-apa tentang hal yang mengusiknya, Gus Sholah lebih memilih mengerjakan apa yang ia bisa, seperti berkiprah di dunia pendidikan yang baginya ini adalah sebuah pilar.

Benar, apabila kita tidak tahu jawaban mengenai suatu pertanyaan, baiknya tetap berkarya -mengerjakan apa yang dikuasainya-. Namun, apabila kita tidak tahu jawabannya, atau karena mungkin di luar kapasitas kita, maka tidak ada salahnya untuk bertanya dan didiskusikan bersama.

Diawali dengan Berpikir

Tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Bahkan, dalam Al-Qur an pun disebutkan afala ta’qilun (apakah kamu tidak menggunakan akalmu?), afala tatafakkarun (apakah kamu tidak berpikir?), afala yatadabbarun (apakah kamu tidak merenung?). Bahwasanya, manusia dikaruniai akal dan kecerdasan untuk sebaik-baiknya berpikir.     

Dalam hal berpikir -diskusi guna menjawab sebuah pertanyaan- pun tentunya akan menimbulkan sebuah perbedaan pendapat. Dalam hal ini, Gus Sholah berpesan bahwa harusnya kita juga saling menghargai dalam perbedaan pendapat, bahkan bertentangan pendapat. Salah satunya seperti yang telah dicontohkan oleh Imam Syafi’i. Imam Syafi’i mengatakan yang intinya adalah meyakini bahwa pendapatnya benar, tetapi ada kemungkinan salah. Dan pendapat (ulama) lain salah, tetapi kemungkinan benar.

Dilanjut dengan Berkarya

Dalam “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia” dapat diketahui bahwa faktor yang cukup besar adalah dalam hal berkarya, output-nya. Memang, sebelum mendapat output karya (hasil), tentunya butuh berpikir, bahkan bertanya. Namun, berlarut-larut dalam dua hal ini, kapan berkaryanya? Hal ini pun terkadang berlaku pada para pelajar, bahkan mahasiswa. Waktu berjam-jam dengan secangkir kopi telah mereka habiskan guna mendiskusikan tentang apa yang mereka keluhkan. Kadang pun tidak jelas arahnya ke mana. Alangkah baiknya apabila hal itu ia gunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Semisal, mahasiswa teknik yang berdiskusi-pembagian tugas mengenai sebuah project yang sesuai dengan kapasitas dan pendidikannya, karena ini lebih mengarah pada penerapan, berkarya. Lebih jelas output-nya. Hal ini juga menjadi salah satu scope kecil dari “Berpikir, Bertanya, Berkarya untuk Indonesia”.

“…berbuatlah. Itu jauh lebih berguna untuk semua.” Berbuat, mengerjakan sesuatu, berkarya. Hal ini tentunya merupakan upaya dari hasil dua kata di atas, yakni berpikir dan bertanya. Hal ini juga wujud nyata dari berpikir dan bertanya. Sebab, dalam berbuat, orang lain pun turut merasakan dampak positifnya. Lebih berguna daripada hanya berlarut-larut dalam berpikir, apalagi hanya banyak bertanya.

Baca Juga: Suksesnya Bonus Demografi Indonesia Berada di Pundak Siapa?

Tags: Indonesia
Previous Post

Israel Dikabarkan Bunuh Ahli Senjata Hamas

Next Post

Menhan Sambut 22 Mahasiswa Palestina Belajar di Unhan RI

Ikhsan Nur Ramadhan

Ikhsan Nur Ramadhan

Koordinator Media Sosial Tebuireng Initiatives. Sedang menggeluti bidang desain grafis, kadang juga menulis.

Next Post
Menhan Sambut 22 Mahasiswa Palestina Belajar di Unhan RI

Menhan Sambut 22 Mahasiswa Palestina Belajar di Unhan RI

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng