“Marhaban Ya Ramadan” termasuk kalimat yang sering diucapkan umat muslim dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Menurut Prof Quraish Shihab, ucapan tersebut memiliki dua makna yang sangat dalam.
Secara harfiah, ucapan “Marhaban Ya Ramadan” bermakna selamat datang wahai bulan Ramadan. Namun, jika dipelajari lebih dalam lagi, ucapan tersebut memiliki dua makna yang sangat dalam dan belum banyak diketahui orang.
Yang pertama dari kata “Rahba” yang berarti tempat yang luas. Yang mana menurut Prof Quraish Shihab , hal ini menggambarkan jiwa yang merasa lega dan lapang dalam menyambut satu tamu agung yaitu bulan Ramadan. Oleh karena itu, ketika seseorang mengucapkan “Marhaban ya Ramadan” berarti orang tersebut sedang mengisyaratkan bahwa ia sangat berlapang dada dalam menyambut bulan Ramadan.
Arti lapang dada disini tentu tidak hanya ditujukan pada bulan Ramadan saja namun juga ditujukan dalam melaksanakan segala amalan dan ibadah yang bisa dikerjakan di dalamnya. Seperti puasa, tarawih, tadarus Al-Qur an, mengeluarkan zakat, bersedekah dan ibadah lainnya.
Sedangkan arti yang kedua menurut Prof Quraish Shihab diambil dari kata “Marhab” yang berarti stasiun. Yaitu tempat kendaraan mengambil bekal sekaligus memperbaiki apa yang rusak dari kendaraan tersebut.
Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa ketika seorang mengatakan “Marhaban Ya Ramadan” dalam pengertian yang kedua ini, seakan-akan orang tersebut berkata “Wahai Ramadan, selamat datang, kami akan mengambil bekal darimu dalam melanjutkan perjalanan kami menuju Allah. Serta memperbaiki segala hal yang rusak dari hati ataupun kelakuan kami.”
Bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa dimana setiap amal saleh yang dilakukan didalamnya akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah. Sehingga bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan memperbanyak melakukan kebaikan sebagai bekal menghadap Tuhan.
Pada intinya, ringkasan dari dua makna yang dijelaskan oleh Prof Quraish Shihab dari ucapan “Marhaban Ya Ramadan” berarti ungkapan rasa gembira dan hati yang lapang dalam menyambut bulan Ramadan dengan segala amal ibadah di dalamnya,bersedia untuk memperbaiki diri di bulan Ramadan atas apa yang dirasa kurang baik serta memperbanyak melakukan amal saleh sebagai bekal dalam perjalanan menuju Allah. Wallahua’lam.
Baca juga:Cara Menyambut Ramadan menurut Prof Quraish dan Gus Baha