Jum’at (12/03/2021), Memasuki sesi ketiga, Madrasah Menerjemah program Tebuireng Initiatives tetap berjalan lancar dan kondusif serta semangat dari para peserta tidak kendor sedikit pun. Namun untuk sesi kali ini ada perbedaan dengan sesi di minggu sebelumnya, karena sang pemateri yaitu Dr. Lailatul Qomariyah tidak bisa hadir ke ruang pembelajaran di gedung Yusuf Hasyim Pondok Pesantren Tebuireng lantai satu karena udzur syar’i.
Pada pembahasan madrasah menerjemah kali ini, sang pemateri mengurangikan materi yang memfokuskan pada teknik menerjemah.
Dr. Lailatul Qomariyah menegaskan bahwa istilah dalam menerjemahkan kadang-kadang tidak sama dengan arti secara tekstual, jangankan dalam bahasa arab, kadang dalam bahasa kita sendiri kita sering temukan istilah semacam itu, seperti contoh budi sakit sama rumah sakit. Seakan sama dalam kalimat tapi beda dalam makna.
Adapun teknik menerjemahkan yang pemateri paparkan ada banyak sekali, diantaranya teknik deskripsi, teknik aplifikasi, teknik calque, teknik browwing, teknik harfiyah, teknik reduksi dan masih banyak istilah yang digunakan dalam metodologi menerjemah.
Sang pemateri, Dr. Lailatul Qomariyah menegaskan bahwa bisa saja dalam satu kalimat ada beberapa istilah dalam teknik menerjemah ini. Karena ada kesamaan kata atau kalimat atau pun makna yang terkandung dalam sebuah kalimat, karena bahasa arab itu bahasa yang serat kata juga serat makna.
Pada sesi kali ini, banyak para peserta didik yang merasa kebingungan. Keadaan ini langsung terbaca oleh sang pemateri, sehingga ia berkata pada tahap awal biasa kalian bingung, nanti kalian juga paham kok. Ucapnya
Namun seiring berjalannya penjelasan materi dan setelah diadakan latihan, para peserta mulai menampakkan senyum sambil berkata seakan sulit, seakan mudah, tapi saya bisa memahaminya. Ungkap salah seorang peserta.