• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kisah Durian Antara Gus Dur dan Cak Imin

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-01-18
in Kebangsaan, Tokoh
0
Wiranto jadi calon wakil Gus Dur

Gus Dur dan Cak Nur

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Durian merupakan salah satu buah kesukaan Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gus Dur dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sama memiliki kisah unik tentang durian.

Untuk Gus Dur, suatu hari ia melakukan kunjungan kerja ke Malang dan mampir ke Kota Batu. Di tengah perjalanan, ia minta berhenti ketika terdapat seorang penjual durian, membeli dua buah, tetapi anehnya, sang pedagang diberinya uang segepok, sekitar Rp. 10 juta.

“Kita beli duren dulu!!” kata Gus Dur dilansir dari cuitan Twitter @SekarJayanti07, Selasa (18/1/2022).

Akhirnya rombongan kepresidenan berhenti semua. Setelah membeli beberapa durian, Gus Dur berkata:

“Yang di amplop itu berikan ke ibu ini!”

Yudhi, sang sopir yang menemani Gus Dur keheranan, beli dua durian saja kok uangnya banyak banget. Biasanya kalau orang beli sesuatu, ditawar-tawar dahulu sampai dapat harga yang cocok.

Ini tanpa ba-bi-bu, langsung dikasih uang banyak. Meskipun demikian, ia tak berani berkomentar apa-apa dan mengikuti perintah Gus Dur untuk melanjutkan perjalanan ketika uang sudah diserahkan.

Sang Ajudan seperti tidak percaya dengan apa yang didengar. Ajudan itu pun mendekati Gus Dur sambil berbisik.

“Pak, uang yang di amplop sepuluh juta.”

“Iya kasihkan semua!” suruh Gus Dur

Akhirnya sang ajudan pun memberikan amplop kepada si penjual durian. Subhanallah, seketika si penjual durian yang notabene adalah seorang ibu paruh baya langsung bersimpuh di depan Gus Dur.

“Alhamdulillah… Yaa Allah, Terima kasih Pak Dur. Tadi anak saya tidak bisa dibawa pulang dari rumah sakit, jika tidak bisa membayar uang sepuluh juta. Anak saya dirawat di rumah sakit,” kata ibu penjual durian itu.

Sementara itu Muhaimin Iskandar juga memiliki kasus terkait durian. Di kancah politik, rekam jejak pria kelahiran 24 September 1966 terbilang moncer.

Berawal dari jabatan sebagai Sekretaris Jendral PKB pada 1998 di era Gus Dur, kariernya terus meroket hingga menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024.

Kemonceran kariernya sedikit tercoreng karena kasus durian kardus. Kasus dugaan suap pengucuran Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang kini telah berubah menjadi Kementerian Ketenagakerjaan.

Perkara yang lebih dikenal dengan kasus ‘kardus durian’ itu, berawal dari giat operasi senyap KPK pada 25 Agustus 2011. Saat itu, komisi antirasuah berhasil menangkap dua anak buah Cak Imin atau Muhaimin Iskandar.

Keduanya ialah Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, I Nyoman Suisnaya dan Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program Kemenakertrans, Dadong Irbarelawan.

Selain itu, penyidik juga menangkap pihak penyuap yakni Kuasa Direksi PT Alam Jaya Papua, Dharnawati. Dia ditangkap usai mengantar uang senilai Rp1,5 miliar kepada dua anak buah Cak Imin yang dimasukkan ke dalam kardus durian.

Kisah durian ini membuktikan jika Gus Dur dan Cak Imin adalah politikus hebat.

Tags: Cak iminDurianGus Dur
Previous Post

Gus Dur, Kenapa Kau Selalu Membuat Orang Terpingkal?

Next Post

Tebuireng di Masa KH. Abdul Karim Hasyim

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Tebuireng di Masa KH. Abdul Karim Hasyim

Tebuireng di Masa KH. Abdul Karim Hasyim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng