tebuireng.co- Kiat-kiat dalam meraih keutamaan di bulan Rajab bisa dilakukan sebagaimana yang dijelaskan oleh Habib Umar bin Hafidz, guru besar sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Darul Mustafa Tarim Yaman.
Bahwa bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram, yang mana pada bulan tersebut Rasulullah sangat menghormati dan mengangungkan bulan ini dengan banyak melakukan ibadah seperti puasa, sedekah dan membaca istighfar.
Banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan oleh mereka yang bisa menyambut bulan Rajab dengan memanfaatkan dengan baik amalan yang bisa dilakukan di dalamnya.
Seperti halnya memperbanyak istigfar. Bahkan terdapat bacaan istigfar tersendiri yang dibaca ketika bulan Rajab. Seperti yang dijelaskan Habib Ahmad Bafagih, yakni beristighfar dengan lafadz
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَلَيْ
Artinya: “Ya Allah Ampunilah aku, kasihanilah aku dan terimalah taubatku”
Dalam ibadah puasa juga demikian, terdapat keistimewaan tersendiri ketika berpuasa di bulan Rajab. Dalam Hadis riwayat Iman Al Baihaqi yang disebutkan dalam kitabnya Syu’abul Iman. Nabi bersabda
إن في الجنة نهرا يقال له : رجب، أَشَدُّ بَيَاضًا من اللبن وأحلى من العسل، من صام يوما من رجب سقاه الله من ذلك النهر
“Sesungguhnya di surga ada suatu sungai bernama ‘Rajab’, warnanya lebih putih dari susu & rasanya lebih manis dari madu.Barang siapa yang berpuasa sehari dalam bulan Rajab, maka akan diberi minum oleh Allah dari sungai tersebut”
Atau hadis riwayat imam At Tabrani dari sahabat Abdullah bin Anas bahwa nabi bersabda
من صام من رجب يوما كان كصيام شهر ، ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه أبواب الجحيم السبعة، ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية، ومن صام منه عشرة أيام بدلت سيئاته حسنات
“Siapa saja yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka seperti berpuasa satu bulan. Dan barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka Allah akan tutupkan untuknya tujuh pintu neraka. Dan barangsiapa yang berpusa delapan hari, maka Allah akan membukakan untuknya depalan pintu surga. Dan barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka Allah akan mengganti semua dosa-dosanya menjadi pahala.”
Terlepas dari banyaknya pendapat yang mengatakan bahwa hadis Hadis tentang puasa sunnah di bulan Rajab adalah doif (lemah), namun perlu dipahami bahwa Hadis doif berbeda dengan hadis maudu’ (palsu).
Bahwa menurut banyak pakar hadis seperti Ibnu Hajar as-Qalaani, Ibnu Hajar Al-Haitami, Imam an-Nawawi, dan lain lain menegaskan bahwa banyak sekali hadits yang menjelaskan terkait keutamaan berpuasa di bulan Rajab dan sebagian diantaranya adalah dhoif. Namun masih bisa diamalkan dalam Fadhail a’mal atau motivasi.
Dalam menyambut bulan haram ini, Habib Umar menjelaskan bahwa tidak sepantasnya saat memasuki bulan Rajab dan tetap dengan keadaan buruk (seperti lalai) seperti sebelumnya. “Hendaklah setiap muslim mensucikan dan membersihkan rumah (dari kemaksiatan) dan apapun yang ada di dalamnya, seperti apa yang dilihat dan apa yang didengar di dalamnya.”
Menurutnya, bulan Rajab dengan segala keutamaannya bisa didapatkan dengan memperbanyak menanam kebaikan. Diantaranya memohon ampunan dan taubat kepada Allah dengan tekad yang tulus dan kembali kepada-Nya, mengunjungi dan menanyakan kabar kerabat dan tetangga, bersedekah, berpuasa dan ‘Aatiroh yakni menyembelih seekor kambing karena Allah untuk disedekahkan dagingnya.
Habib Ahmad Bafagih menjelaskan di antara sejarah penamaan bulan Rajab adalah nama Rajab diambil dari kalimat
يرجب في الجاهلية
Yang artinya diagungkan oleh kalangan Jahiliyyah. menurut Imam Ibnu Dihyah bulan Rajab mempunyai beberapa sebutan dan yang paling masyhur di antaranya adalah Al-Ashom (الأصم) yang berarti tuli, karena di bulan ini tidak terdengar suara kilatan pedang atau diharamkan perang. Dan Al-Ashob ( الأصب) yang berarti tertuang, karena dalam bulan ini tertuang limpahan rahmat dan ampunan dari Allah. Wallahua’lambisshowab.
Baca juga: Bulan Rajab dalam Pandangan 4 Mazhab