tebuireng.co – Resep Mendapatkan keturunan hebat ini bisa dibaca oleh siapapun dan diterapkan dalam kehidupan.
Keturunan hebat adalah impian setiap orang tua. Para orang tua di dunia berlomba-lomba mendidik anaknya agar jadi orang hebat.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masruriyah Tebuireng Jombang KH M Zaki Hadziq membeberkan resep mendapatkan keturunan hebat dari kakeknya, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.
Resep ini disampaikannya dalam acara peluncuran dan bedah buku “Gus Sholah: Kembali ke Pesantren” yang diadakan oleh Barisan Gus dan Santri (BaGus) bersama Pustaka Tebuireng di Hotel Santika Surabaya, 13 Maret 2020.
Menurut tokoh agama yang akrab disapa Gus Zaki ini, langkah pertama mendapatkan keturunan hebat yaitu memiliki istri yang saliha atau suami yang salih bagi perempuan.
Langkah ini meniru KH M Hasyim Asy’ari yang jika mencari istri tidak melihat dari kecantikannya saja. Namun, yang utama adalah agamanya. Semisal, istri Kiai Hasyim bernama Nyai Masruroh binti Kiai Hasan Muchyi, Pengasuh Pesantren Salafiyah Kapurejo, Pagu, Kediri.
Kiai Hasyim pernah juga menikah dengan putri Kiai Romli dari desa Karangkates, Kediri bernama Khadijah.Lalu ada, Nyai Nafisah merupakan putri dari Kiai Ya’qub yaitu seorang ulama terkemuka dari Siwalan Panji, Sidoarjo. Kemudian, menikah dengan Nyai Nafiqah, anak Kiai Ilyas, pengasuh pesantren Sewulan Madiun.
Dari wanita salihah pilihan Hadratussyaikh telah terbukti menurunkan anak-anak yang hebat. Nyai Halimah, ibunda Hadratussyaikh juga salihah, ia berpuasa selama empat tahun. Langkah kedua adalah memberikan uswatun hasanah atau teladan kepada anak-anak yang dimiliki.
Kiai Hasyim mendidik anak-anaknya dengan uswatun hasanah dari diri sendiri. Sehingga tidak mengherankan jika putra-putri Kiai Hasyim menjadi orang besar seperti Nyai Khairiyah, Kiai Hasyim.
Ketika Hadratussyaikh sudah menikah dengan istri yang salihah dan punya anak yang baik, putra-putrinya ditempatkan tidak jauh dari Pesantren Tebuireng.
Nyai Khodijah ditempatkan di Al-Masruriyah depan Pesantren Tebuireng. Kiai Karim dibuatkan rumah di utara Pondok Pesantren Tebuireng. Kiai Wahid ditempatkan di barat pondok. Nyai Azzah ditempatkan di depan pondok. Bu Nyai Khoiriyah ditempatkan di Seblak. Semuanya tidak jauh dari Tebuireng.
Hal itu dikarenakan adanya suatu keyakinan bahwa di mana pondok itu berada, di situlah tempat orang-orang salih. Keturunannya bisa belajar kepada orang salih.
Sekarang tidak. kiai punya anak, bikin rumah di tengah kota. Dari mana anak cucunya dapat uswatun hasanah?.
Kapan dia berkumpul dengan orang-orang salih?.
KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Dlau’ al-Mishbah menjelaskan adab kesebelas dari empat belas adab seorang perempuan adalah : مُشْفِقَةٌ عَلَى أَوْلَادِهَا sayang kepada anak-anaknya. Salah satu bentuk rasa sayang terhadap anak adalah memberikan pendidikan yang baik
Langkah selanjutnya mendapatkan keturunan hebat dari Kiai Hasyim yaitu tidak pernah pergi jauh dari rumah untuk urusan mencari uang. Tidak pernah ada satupun riwayat yang saya dengar bahwa Hadratussyaikh pergi dari Jombang, pergi dari Tebuireng hanya untuk urusan dagang.
Kiai Hasyim pergi keluar dari Tebuireng cuma karena dua alasan. Kalau tidak karena urusan silaturahim ya urusan mengaji, ilmu. Terakhir yaitu memberikan nama yang baik kepada anak. Kalau nama anak baik, tentu panggilannya akan baik.
Jadi, orangtua wajib memberikan nama yang baik pada anak. Saking pentingnya memberi panggilan yang baik, hal ini pun menjadi disunnahkan. Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya kalian di panggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Maka perindahlah nama-nama kalian.” (Riwayat Abu Dawud)