• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kesunahan dalam Puasa menurut Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi

Oleh: Thowiroh

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-03-16
in Fiqih, Hadits
0
Kesunahan dalam Puasa menurut Imam Ibnu Qasim Al Ghazi .(Ist)

Kesunahan dalam Puasa menurut Imam Ibnu Qasim Al Ghazi .(Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Beberapa kesunahan dalam ibadah puasa dijelaskan oleh Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitabnya berjudul Fathul Qarib Mujib. Diantara kesunahan dalam ibadah puasa yang disebutkan dalam kitab familiar tersebut adalah yang pertama menyegerakan berbuka puasa dan mengakhiri sahur.

Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi menjelaskan, ketika seorang telah meyakini akan terbenamnya matahari yang mana hal tesebut telah masuk waktu maghrib maka hendaklah ia mensegerakan diri untuk berbuka puasa. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis sebagai berikut:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ خَيْثَمَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ قَالَ قُلْنَا لِعَائِشَةَ إِنَّ فِينَا رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ السُّحُورَ قَالَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ قَالَ فَقُلْتُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ فَقَالَتْ كَذَا كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sulaiman berkata, saya mendengar Khaitsamah menceritakan dari Abu Athiyyah, dia berkata, kami berkata kepada Aisyah, “Sesungguhnya di antara kami ada dua orang laki-laki dari sahabat Nabi, salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang satunya mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur.” Dia berkata, Aisyah berkata, “Siapa di antara keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?” Dia berkata, saya berkata, “Dia adalah Abdullah.” Aisyah berkata, “Seperti itulah yang dilakukan oleh Rasulullah. ” (HR. Imam Ahmad)

Mengenai sunahnya mengkhiri sahur yaitu dengan catatan tidak sampai pada terbitnya fajar atau masuknya waktu subuh.

Kesunahan dalam puasa yang kedua yang disebutkan dalam kitab fathul qarib adalah berbuka puasa dengan kurma atau jika tidak maka dengan air. Dalam hadis yang diriwayatkan Salman bin Amir RA dijelaskan

عن سلمان بن عامر رضي الله عنه, أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : اذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر فانه بركة. فان لم يجد تمرا فالماء, فانه طهور. رواه أبو داود والترمذي

“Diriwayatkan dari salman bin Amir RA bahwa RAsululah SAW bersabda: ”apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbuka puasalah dengan kurma. Karena sungguh kurma itu berkah. Jika dia tidak mendapatkan kurma, maka minumlah air. Karena sungguh air itu mensucikan”. (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Kesunahan yang ketiga adalah menjaga lisan dari ucapan kotor seperti mencela ataupun menggunjing orang lain. Menurut Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi, selain menjaga lisan dari ucapan kotor, orang yang puasa juga hendaknya menjaga diri dari perbuatan maksiat seperti berbohong,hasad,dengki dan yang lainnya karena hal tersebut berpotensi menggugurkan pahala puasa. Demikian beberapa kesunahan yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi.

Baca juga: Apa Benar Sunnah Berbuka dengan yang Manis?

Tags: Kesunahan Puasa
Previous Post

Hukum Menggosok Gigi dan Pakai Lip Balm saat Puasa

Next Post

Kriteria Musafir yang Mendapat Keringanan Tidak Puasa

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Kriteria Musafir yang Mendapat Keringanan Tidak Puasa.(Ist)

Kriteria Musafir yang Mendapat Keringanan Tidak Puasa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Pengasuh Pesantren Tebuireng Tegaskan Santri Harus Menjadi Penggerak Kemajuan
  • Pesan Gus Kikin untuk Santri Tebuireng di Tengah Framing Negatif Pesantren
  • Gus Yahya: Menjadi Santri, Menjaga Pintu Agama yang Murni
  • Semarakkan HSN 2025, LTN MWCNU Diwek Gelar Bedah Buku
  • Benarkah Jurusan Kuliah STEM Punya Kesejahteraan Ekonomi Tinggi?

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng