Beberapa kesunahan dalam ibadah puasa dijelaskan oleh Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi dalam kitabnya berjudul Fathul Qarib Mujib. Diantara kesunahan dalam ibadah puasa yang disebutkan dalam kitab familiar tersebut adalah yang pertama menyegerakan berbuka puasa dan mengakhiri sahur.
Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi menjelaskan, ketika seorang telah meyakini akan terbenamnya matahari yang mana hal tesebut telah masuk waktu maghrib maka hendaklah ia mensegerakan diri untuk berbuka puasa. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ خَيْثَمَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ قَالَ قُلْنَا لِعَائِشَةَ إِنَّ فِينَا رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ السُّحُورَ قَالَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ قَالَ فَقُلْتُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ فَقَالَتْ كَذَا كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sulaiman berkata, saya mendengar Khaitsamah menceritakan dari Abu Athiyyah, dia berkata, kami berkata kepada Aisyah, “Sesungguhnya di antara kami ada dua orang laki-laki dari sahabat Nabi, salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang satunya mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur.” Dia berkata, Aisyah berkata, “Siapa di antara keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?” Dia berkata, saya berkata, “Dia adalah Abdullah.” Aisyah berkata, “Seperti itulah yang dilakukan oleh Rasulullah. ” (HR. Imam Ahmad)
Mengenai sunahnya mengkhiri sahur yaitu dengan catatan tidak sampai pada terbitnya fajar atau masuknya waktu subuh.
Kesunahan dalam puasa yang kedua yang disebutkan dalam kitab fathul qarib adalah berbuka puasa dengan kurma atau jika tidak maka dengan air. Dalam hadis yang diriwayatkan Salman bin Amir RA dijelaskan
عن سلمان بن عامر رضي الله عنه, أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : اذا أفطر أحدكم فليفطر على تمر فانه بركة. فان لم يجد تمرا فالماء, فانه طهور. رواه أبو داود والترمذي
“Diriwayatkan dari salman bin Amir RA bahwa RAsululah SAW bersabda: ”apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, maka berbuka puasalah dengan kurma. Karena sungguh kurma itu berkah. Jika dia tidak mendapatkan kurma, maka minumlah air. Karena sungguh air itu mensucikan”. (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Kesunahan yang ketiga adalah menjaga lisan dari ucapan kotor seperti mencela ataupun menggunjing orang lain. Menurut Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi, selain menjaga lisan dari ucapan kotor, orang yang puasa juga hendaknya menjaga diri dari perbuatan maksiat seperti berbohong,hasad,dengki dan yang lainnya karena hal tersebut berpotensi menggugurkan pahala puasa. Demikian beberapa kesunahan yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Qasim Al-Ghazi.
Baca juga: Apa Benar Sunnah Berbuka dengan yang Manis?