• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Hamilul Quran atau Hafidzul Quran yang Benar?

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-09-28
in Al-Qur'an, News, Pendidikan, Pengajian
0
Hamilul Quran dan Hafidzul Quran yang Benar

Hamilul Quran dan Hafidzul Quran yang Benar mana?

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Istilah hamilul quran dan hafidzul quran yang benar? Pertanyaan ini sering ditanya oleh kalangan santri dan masyarakat umum.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Kiai Ahmad Kanzul Fikri selama ini para penghafal Al-Qur’an dipanggil hafidz atau hafidzoh. Padahal istilah yang lebih tepat menurutnya adalah hamilul quran.

Sehingga sebutan selama ini ada yang kurang telat buat para penghafal Al-Qur’an di Indonsia.

“Hamilul quran itu artinya orang yang membawa Al-Qur’an. Orang seperti ini tidak pernah meninggalkan kitab suci dalam keadaan apapun dan di manapun. Membaca dan mengkaji Al-Qur’an adalah kebutuhan hidup bagi orang model ini. Sehingga kurang tepat kalau dipanggil hafidz atau hafidzoh. Tapi di Indonesia sudah jadi umum dan dianggap benar,” jelasnya.

Ia menambahkan hamilul quran bearti orang-orang yang benar-benar menjadi pemandu Al-Qur’an, baik secara lafdzan wa ma’nan wa ‘amalan (hafal teksnya, paham artinya dan mengamalkan isinya). Sehingga ia lebih memilih idiom hamilul quran daripada hafidzul quran karena kedalaman maknannya.

Sebagaimana seorang ibu yang tengah hamil, para hamilul quran sedikitpun tidak melupakan atau bahkan menduakan keistiqomahannya bersama Al-Qur’an. Sama seperti seorang ibu yang selalu membawa janinnya kapanpun dan kemanapun ia pergi, tidak boleh acuh atau bahkan menggugurkannya.

Tingkatan ahli quran itu ada yang lafdzan saja, yaitu suka baca Al-Qur’an dan kemana-mana baca quraan. Tingkatan kedua yaitu wa maknan, di mana seorang itu tidak hanya membaca saja tapi juga memahami makna Al-Quran. Terakhir yaitu tingkatan mengamalkan isi Al-Quran,” ujarnya.

Pria yang biasa dipanggil Gus Fikri mengatakan berjuang membawa Al-Quran memang berat dan butuh kesabaran tinggi. Banyak godaan yang menghalangi peserta didik untuk tidak mendatangi majelis TPQ. Seperti main game, nonton televisi dan berselancar di dunia maya.

“Godaan yang menghalangi anak untuk belajar quraan semakin besar. Banyak yang malas ngaji, jadi tidak mengherankan ada anak tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA yang tidak bisa baca tulis quran. Bahkan ada yang sampai kuliah tidak bisa ngaji Al-Qur’an,” beber Gus Fikri

Padahal lanjut Gus Fikri, untuk membentuk karakter seseorang harus didasari dengan Al-Qur’an. Sebab nabi Muhammad SAW akhlaknya adalah Al-Qur’an. Dalam istilah lain kitab suci berjalan.

“Sahabat pernah tanya ke istri nabi SAW bernama Aisyah bagaiman akhlak nabi. Saat itu Aisyah menjawab akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Quran. Seharusnya umat Islam meniru Nabi Muhammad SAW,” pungkasnya.

Tags: Al-Qur'anHafidzohHamilul quranSantri
Previous Post

Generasi Muda Punya Peran Merubah Politik

Next Post

2 Professor dan 1 Doktor Memungkas Materi Madrasah Menerjemah

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
2 Professor dan 1 Doktor Memungkas Materi Madrasah Menerjemah

2 Professor dan 1 Doktor Memungkas Materi Madrasah Menerjemah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan
  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng