tebuireng.co – Pengasuh Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib mengatakan, sosok KH Hasyim Wahid (Gus Iim) tidak suka tampil ke publik. Kepribadiannya terbilang unik. Meskipun begitu, Gus Im memiliki pengaruh besar di kalangan nahdliyin muda meskipun tidak tampil ke publik. Darah nahdliyin diturunkan dari sang kakek dari sisi ayah yaitu KH M Hasyim Asy’ari Tebuireng dan kakek dari sebelah ibu, KH Bisri Syansuri Denanyar. Keduanya, tokoh besar NU.
“Gus Im ini adalah mastur. Orang yang menjauhi populeritas. Namun, jejaknya sangat terlihat di NU. Bahkan memfasilitasi pembangunan kader,” katanya saat haul pertama Gus Iim di Pesantren Denanyar, Kamis (29/7). Menurutnya, Gus Hasyim Wahid berdasarkan kesaksian banyak orang, ia bergerak menghidupi generasi muda Nahdlatul Ulama. Hanya saja, karakter unik Gus Im yaitu tidak ingin terlihat di publik.
Gus Im dikenal multitalenta, sehingga bisa masuk ke berbagai lapisan masyarakat. Sosok yang cerdas dan pembaca yang kuat. Gus Im menulis beberapa buku. “Beliau mengamalkan pesan kitab Al-Hikam yaitu, “pendamlah egomu dalam kesunyian.” Sebab sesuatu yang tumbuh tidak dari yang terpendam maka tidak sempurna tumbuhnya,” imbuhnya.
Tokoh agama yang akrab disapa Gus Salam ini menambahkan sosok Gus Hasyim Wahid terbilang unik karena menghindari jabatan dan harta. Kehidupannya lebih banyak dihabiskan bersama kader NU kultural. Gerakannya membuat kader muda NU tumbuh solid dan tetap menyebarkan agama dengan model tawasut, tasamuh dan tawadzun.
“Gus Im ini menerapkan laku tasawuf, menjauhi populeritas. Karena tergantung kadar kamu menjauhi hiruk-pikuk dunia, maka di situlah ukuran dari kadar keihklasanmu. Populeritas dan pangkat menarik harta. Banyak yang suka,” kata Gus Salam.
Sementara itu, kakak perempuan Gus Im bernama Lily Chodijah Wahid menjelaskan bahwa adiknya lahir setelah sang ayah KH Wahid Hasyim Tebuireng, wafat. Ketika KH Wahid Hasyim wafat, Gus Im masih di kandungan Nyai Sholihah dengan usia tiga bulan. Saat Kiai Wahid wafat, usia isterinya belum sampai 30 tahun. Ia membesar kan enam anaknya termasuk Gus Im secara mandiri. “Ibu itu adalah inspirator dan motivator untuk anaknya, enam. Ditinggal wafat usia 28 dan sampai 74, jadi orang tua tunggal. Gus Im baru tiga bulan di kandungan. Gus Im tipe pemberontak. Namun, tekun membaca dan belajar, Gus Dur saja kalah,” tandasnya.
Baca Juga: Muslim Humoris itu Asyik!
Diketahui, Gus Hasyim Wahid wafat tanggal 1 Agustus 2020, pukul 04.18 WIB dan dimakamkan di Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar. Gus Im sendiri merupakan putra bungsu dari KH Wahid Hasyim sekaligus adik dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Almarhum dikenal sebagai tokoh ulama serta aktivis. Gus Im, lahir di Jakarta pada 30 Oktober 1953. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan KH Abdul Wahid Hasyim dengan Nyai Sholihah.
Gus Im adalah adik dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Aisyah Hamid Baidlowi, Salahudin Wahid (Gus Solah), Umar Wahid (Gus Umar), dan Lily Chodijah Wahid. Gus Im sempat jadi anggota pengurus PDI Perjuangan dan penasihat Gerakan Pemuda PKB. Pada tahun 2015-2020, KH Hasyim Wahid menjadi Mustaysar Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).