• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Dua Kunci Menyikapi Perbedaan Menurut Habib Ahmad Mujtaba

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2023-06-26
in Galeri, Keislaman, Pendidikan
0
Dua Kunci Menyikapi Perbedaan Menurut Habib Ahmad Mujtaba

Dua Kunci Menyikapi Perbedaan Menurut Habib Ahmad Mujtaba (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co- Menurut Habib Ahmad Mujtaba, terdapat dua kunci dalam menyikapi perbedaan yang bisa diterapkan oleh seluruh umat manusia  pada umumnya. Hal tersebut sebagaimana dikutip dalam kanal Youtube Muwasholah TV. Ahad, 25/06/23.

Manusia diciptakan Allah dengan berbeda bangsa dan suku, hidup dengan berbeda latar belakang tentunya juga akan melahirkan keberagaman dalam pikiran dan pendapatnya. Pada dasarnya, semua perbedaan yang tumbuh dalam berbagai sisi kehidupan manusia bertujuan untuk mengiring mereka untuk saling mengenal. Dalam Al-Quran disebutkan

يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيم خبير

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha teliti. (Q.S. Al-Hujurat :13)

Perbedaan merupakan hal yang lumrah terjadi. Dalam kehidupan sosial, perbedaan menjadi suatu hal yang adanya tak bisa disangkal. Sehingga untuk menjadikan keberlangsungan kehidupan sosial tetap berjalan secara  harmonis meski terdapat berbagai perbedaan yang tak kunjung habis, maka masyarakat harus belajar untuk menyikapinya dengan baik.

Sebab tidak jarang dengan kurangnya perhatian untuk belajar menyikapi perbedaan menjadikan tatanan kehidupan sosial menjadi rusak hanya karena sebagian dari masyarakatnya asal mengambil keputusan tanpa pikir panjang, yang mana hal tersebut bisa menimbulkan dampak buruk terhadap banyak orang.

Menurut Habib Ahmad Mujtaba, dua sikap yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam menghadapi perbedaan yang pertama adalah hadapi dengan bijaksana. Hal tersebut sangat penting karena dengannya, seseorang lebih bisa menilai sesuatu tanpa melibatkan hawa nafsu. Sehingga  bagaimanapun perbedaan yang terjadi tidak akan menimbulkan perpecahan yang mana dalam banyak situasi, perpecahan merupakan suatu kejadiannya keberadaannya tidak pernah diharapkan.

Sikap kedua dalam menghadapi perbedaan adalah membekali diri dengan ilmu. Yakni seorang yang menghadapi perbedaan dan hendak mengomentarinya maka sebaiknya ia mencukupkan dirinya dengan ilmu. Apabila seorang menghadapi suatu perbedaan namun tidak memiliki ilmu yang cukup untuk menemaninya berkomentar, maka hendaknya ia diam.

Sekretaris Umum Majelis Al-Muwasholah tersebut kemudian mengutip pepatah yang mengatakan bahwa seorang dokter yang kurang belajarnya maka ia bukan lagi menyembuhkan tapi bisa membunuh orang. Sama halnya seperti seorang pelajar yang belum sempurna ilmunya maka ia akan memberi fatwa dengan banyak mengubah hukum-hukum.

Pada dasarnya setiap perbedaan akan membawa rahmat dan kebaikan apabila disikapi dengan baik. Seperti yang disebutkan dalam hadis.

اختلاف أمتي رحمة

“Perbedaan pendapat pada umatku adalah rahmat.”

Demikian penjelasan mengenai sikap yang bisa diperhatikan dan diterapkan dalam menghadapi perbedaan menurut Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab. Wallahua’lambissjowab.

Baca juga: Mengelola Perbedaan Pendapat

Tags: Dua Kunci Menyikapi PerbedaanHabib Ahmad Mujtaba
Previous Post

KH. Zuhdi Hariri, Ulama Asal Pekalongan Wafat di Makkah

Next Post

Pengertian dan Amalan di Hari Tasyrik

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Pengertian dan Amalan di Hari Tasyrik

Pengertian dan Amalan di Hari Tasyrik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Pengasuh Pesantren Tebuireng Tegaskan Santri Harus Menjadi Penggerak Kemajuan
  • Pesan Gus Kikin untuk Santri Tebuireng di Tengah Framing Negatif Pesantren
  • Gus Yahya: Menjadi Santri, Menjaga Pintu Agama yang Murni
  • Semarakkan HSN 2025, LTN MWCNU Diwek Gelar Bedah Buku
  • Benarkah Jurusan Kuliah STEM Punya Kesejahteraan Ekonomi Tinggi?

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng