• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Ciri Kaum Khawarij di Era Modern

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-12-10
in Khutbah Jum'at
0
Ciri Kaum Khawarij di Era Modern

Ciri Kaum Khawarij di Era Modern (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Ciri kaum khawarij di era modern jadi tema khutbah kali ini. Secara umum tidak ada yang menyebut kelompoknya sebagai Khawarij, tapi secara pemikiran sangat identik dengan khawarij.

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (الأحزاب: ٧۰)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa.

Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan. 

Sejarah Islam mencatat, pemikiran menyimpang pertama yang muncul di tengah umat ini adalah tentang status seorang muslim. Seseorang memandang orang lainnya sebagai seorang muslim atau telah kafir. Inilah bid’ah atau kesesatan khawarij.

Khawarij muncul di akhir pemerintah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Mereka pula yang membunuh khalifah ketiga yang menggantikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu.

Kemudian mereka semakin terang-terangan menunjukkan jati diri mereka di zaman pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Mereka mengkafirkan sahabat-sahabat utama. Seperti: Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhum.

Mereka mengkafirkan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu karena menganggapnya telah menyimpang. Berhukum kepada selain hukum Allah. Kemudian atas nama membela agama Allah, mereka perangi Ali dan sahabat-sahabat lainnya.

Memang, mereka ini adalah orang-orang yang taat kepada Allah. Tapi ketaatan mereka dibangun dengan tanpa ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati ketaatan sekaligus penyimpangan mereka dengan sabdanya:

فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ، يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ

“Dia memiliki kelompok yang ibadah mereka sangat rajin, sehingga kalian akan meremehkan shalat kalian jika dibandingkan dengan shalat mereka. Puasa kalian dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an, tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat menembus binatang sasarannya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Said Al-Khudri).

Rasulullah menyifati mereka sebagai orang-orang yang sangat rajin beribadah. Sampai-sampai kalau para sahabat membanding-bandingkan ibadah mereka dengan para pemberontak ini, para sahabat akan menganggap kecil dan remeh ibadah mereka sendiri. Bersamaan dengan itu, mereka mudah sekali mengkafirkan dan menumpahkan darah kaum muslimin.

Kalau Anda merasa bingung dan heran dengan prilaku mereka yang mengebom masjid, membunuh polisi muslim pada hari ini, Anda akan lebih heran lagi dengan perlakuan mereka di masa lalu.

Mereka membunuh Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Seorang yang pertama-tama masuk Islam, sepupu sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ahlul bait nabi. Kedudukan yang tak dimiliki oleh seorang pun di zaman sekarang.

Namun, seorang Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam -semoga Allah melaknatnya- membunuhnya. Saat itu Ali tengah berjalan menuju masjid. Sambil berjalan Ali meneriakkan salat! salat! Membangunkan kaum muslimin.

Ternyata ia disergap oleh Abdurrahman bin Muljam kemudian membacok kepalanya dengan cara pengecut. Karena Ali tak menyadari ia sedang diintai. Sama persis dengan prilaku pembom bunuh diri di beberapa kota di Indonesia.

Karena kejadian itu, Ali bin Abi Thalib wafat. Orang-orang menangkap dan menghukum Abdurrahman bin Muljam. Dipotonglah tangan dan kakinya. Dalam keadaan demikian, ia sama sekali tak mengeluhkan sakit dan merintih. Ia terus mengucapkan kalimat-kalimat zikir.

Demikianlah keadaan para khawarij. Seandainya yang dibunuh Abdurrahman bin Muljam bukan Ali, mungkin kita akan mengira ia seorang wali. Namun, karena yang dibunuh adalah Ali, kita tahu ia berada dalam kesesatan. Inilah sejarah munculnya Khawarij.

Sidang Jum’at yang berbahagia…

Dr Yusuf Qardhawi juga menjelaskan, ciri kaum Khawarij telah dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ، يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ؛ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Akan keluar di akhir zaman, sekelompok kaum yang pengalamannya kurang (pemahaman agamanya sedikit), akalnya bodoh. Mereka mendengung-dengungkan ucapan terbaik yang ada di muka bumi ini. mereka membaca Al-quran, namun tidak melewati tenggorokannya. Mereka melesat dari agama, sebagaimana anak panah melesat dari hewan sasaran. Jika kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka. Karena membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah, bagi yang berhasil membunuh mereka.” (HR Bukhari).

Di zaman sekarang, tak ada satu kelompok pun menamakan diri dengan Khawarij. Tak akan ada yang bangga menyandang nama buruk tersebut. Karena itu, cara untuk mengetahui Khawarij ini adalah dengan mengetahui pemikirannya. Di antara ciri kaum khawarij di era modern adalah:

Pertama: Mudah mengkafirkan kaum muslimin.

Vonis kafir memang ada dalam Islam. Hanya saja vonis ini tak sembarangan. Mengingat konsekuensinya yang berat. Tidak boleh memvonis kafir orang karena sangkaan. Ada sekian banyak kaidah yang dijelaskan oleh para ulama dalam hal ini.

Menurut mereka, Islam yang benar adalah yang diamalkan kelompoknya. Islam lainnya dianggap tidak benar. Mereka berpikir orang-orang Islam selain golongan tersesat dan kafir perlu dikembalikan ke jalan yang benar, tapi yang sesuai pemikiran kaum khawrij.

Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dan diulang sampai tiga kali:

هَلَكَ المُتَنَطِّعُوْنَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ) 

Maknanya: “Binasalah orang-orang yang yang melampaui batas” (HR Muslim)

Adapun Khawarij, mereka sangat bermudah-mudahan memvonis orang muslim menjadi kafir. Padahal orang tersebut salat, mendakwahkan Islam, dll. Asal berbeda dengan mereka maka divonis kafir. Dan mereka juga tidak mengilmui tentang itu.

Kedua: Memberontak pada pemerintahan yang sah dan digelari thogut.

Ciri lainnya adalah memberontak kepada pemerintah yang sah. Mereka akan memberontak kepada pemerintah, jika mereka pandang pemerintah tidak menerapkan hukum Islam. Selevel Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib saja mereka berontak.

Sekali lagi, orang selevel Ali bin Abi Thalib saja mereka anggap kafir. Kemudian menjadi sah untuk diberontak dan dibunuh. Sekelas pemerintahan Ali saja dianggap kafir, palagi pemimpin-pemimpin kita dan jajaran aparatnya.

Karena tidak sepaham dengan lingkungan sekitar, kaum khawarij mengangkat imam dari golongannya sendiri.

Ketiga: Tertutup

Ciri pemikiran Khawarij di era modern selanjutnya yaitu sangat tertutup. Mereka melakukan kajian secara berkelompok dan tertutup. Tidak mau diskusi dan dialog dengan kelompok lain. Sehingga tidak mau menerima masukan dan pemikiran dari kelompok lain.

Kaum khawarij bersikap fanatik dan tidak segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

Ekstremisme secara umum dipengaruhi faktor domestik seperti ketidakadilan, buruknya kesejahteraan, rendahnya pendidikan, kecewa pada pemerintah, serta dendam yang tak berkesudahan.

Sedangkan faktor eksternal diantaranya; pemahaman agama yang dangkal, penafsiran yang sempit dan tekstual, serta indoktrinasi ajaran agama yang sesat.

Islam sama sekali tidak mengajarkan ekstremisme dan terorisme yang mengedepankan cara-cara kekerasan, dan merasa diri dan kelompoknya paling benar dalam memahami agama.

Hadirin yang dirahmati Allah…

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Tags: Ciri kaum Khawarijkhutbahkhutbah jum'atkhutbah jumat
Previous Post

Kisah Hidup Kiai Ahmad Syadzili Pakis

Next Post

Akar Ajaran Sesat Menurut Kiai Hasyim

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Akar Ajaran Sesat Menurut Kiai Hasyim

Akar Ajaran Sesat Menurut Kiai Hasyim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan
  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng