Akar ajaran sesat menurut Kiai Hasyim Asy’ari adalah kebodohan dalam memahami ajaran agama. Hadratussyaikh dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah lebih rinci menjelaskan penyebab paling utama dari sebuah ajaran sesat yang mungkin saja menjadi benih-benih ekstremisme adalah kebodohan dalam masalah agama.
Hal itu berporos pada dua hal:
Pertama, tidak menguasai seluk beluk bahasa Arab dan berbagai gaya bahasa (asalib) dalam bahasa Arab.
KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa sekian banyak orang tersesat dari jalan yang benar dikarenakan mengikuti pemahaman orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai gaya bahasa dalam bahasa Arab.
Kiai Hasyim menyatakan, Al-Ashmu’i meriwayatkan dari Al-Khalil dari Abu ‘Amr bin al ‘Ala’, ia berkata:
أَكْثَرُ مَنْ تَزَنْدَقَ بِالعِرَاقِ لِجَهْلِهِمْ بِالعَرَبِيَّةِ
“Kebanyakan orang yang zindik di Irak disebabkan kebodohan mereka tentang bahasa Arab.”
Kedua, tidak memiliki perangkat keilmuan yang cukup.
Ketika menjelaskan kewajiban bermazhab bagi orang awam, KH Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa pemahaman orang awam tidak diperhitungkan sama sekali, selama tidak sesuai dengan pemahaman para ulama besar.
Karena sesungguhnya masalah bukan berada pada teks-teks Al-Qur’an ataupun hadis yang memang sahih, melainkan terletak pada pemahaman yang keliru terhadap teks-teks tersebut.
Oleh karenanya, setiap ahli bid’ah dan orang yang tersesat pun mengaku memahami ajaran-ajaran mereka yang batil dari Al-Qur’an dan hadis. Namun, itu tidak menyelamatkan mereka dari kesalahan.
Demikian penting kaedah ini untuk diikuti dan diamalkan, sehingga KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa seseorang yang bukan mujtahid mutlak haruslah bertaklid kepada salah satu dari mazhab empat dan tidak boleh memahami sendiri dan mengambil langsung dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis nabi.
Banyak sekali penyakit, racun dan wabah pemikiran yang sesat dan menyesatkan, penyebabnya adalah kebodohan dalam masalah agama dan mengikuti fatwa-fatwa aneh dan menyimpang dari sumber-sumber yang tidak jelas di masyarakat.
Oleh karenanya, penting kita semua untuk menjauhi sikap melampaui batas dan jangan sampai kita terpengaruh dengan orang-orang yang ingin menjerumuskan kita ke dalam api neraka. Ajaran sesat bisa saja muncul dari orang terdekat.
Terutama mereka yang merayu kita untuk membunuh orang-orang tua, perempuan dan anak-anak atas nama agama dan menyebut pembunuhan keji itu sebagai jihad.
Kesemuanya itu hanya akan memuluskan keinginan musuh-musuh Islam dalam memecahbelah persatuan umat Islam dengan memakai tangan orang-orang Islam sendiri.
Ekstremisme dan wasathiyyah (moderasi) adalah dua hal yang saling bertentangan. Memerangi ekstremisme dan terorisme tidak akan berhasil dilakukan kecuali dengan menyebarkan wasathiyyah.
Jika cahaya wasathiyyah telah tersebar, maka api ekstremisme akan padam. Dan wasathiyyah itu adalah nilai-nilai ajaran Aswaja yang moderat. Mendekatlah kepada para ulama yang moderat.
Timbalah ilmu dari guru-guru yang betul-betul terpercaya dan bersanad serta berajaran Ahlussunnah wal Jama’ah Asy’ariyyah Maturidiyyah., sesuai pesan Kiai Hasyim bawah akar ajaran sesat karena kurangnya ilmu.