• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Sosmed

tebuireng.co by tebuireng.co
2025-01-23
in Galeri, Gaya Hidup
0
Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Sosmed (Ist)

Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Sosmed (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Bagi sebagian orang, menjelajahi media sosial menjadi salah satu cara untuk meredakan pikiran ditengah padatnya aktifitas. Sayangnya, terlalu sering mengonsumsi konten berdurasi pendek atau konten ringan di internet dapat memberikan dampak negative utamanya dapat melemahkan konsentrasi  atau yang biasa disebut brain rot.

Brain rot merupaka pembusukan otak, yang merujuk pada penurunan intelektual dan kondisi mental seseorang,  menurunnya fokus, dan rasa Lelah akibat konsumsi konten berkualitas rendah atau dangkal secara terus menerus.

Penggunaan kata brain rot sudah ada sejak tahun 1854  oleh Henry David Thoreau dalam bukunya yang berjudul Walden. Kemudian istilah ini Kembali dipakai dan viral pada 2024 khususnya di kalangan gen z dan alpha. Karena fenomena ini dialami oleh banyak orang, istilah brain rot menjadi populer sepanjang tahun 2024 dan bahkan terpilih sebagai Oxford Word of the Year.

Video lucu berdurasi pendek yang lewat dilayar beranda sering kali membuat kita selalu penasaran, hingga tanpa sadar terus menerus melakukan scrolling tanpa henti demi mendapatkan hiburan instan. Tanpa disadari, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Akibatnya, niat awal untuk bersantai sambil scroll justru berakhir dengan otak yang merasa kelelahan.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Psikolog Afifah Fatin mengatakan bahwa sosial media sangat berpotensi menyebabkan brain rot, karena aktivitas pada sosial media seperti TikTok, Instagram, atau YouTube Shorts itu kan aktivitas yang singkat, maksimal 30 detik sampai 60 detik dan itu sifatnya entertaining dan bisa membuat orang mendapatkan kepuasan secara instan

Diantara tanda-tanda seseorang terkena brain rot adalah kesulitan untuk melakukan konsentrasi dan mudah terdistraksi, Sering scrolling atau memeriksa notifikasi ponsel, Lebih tertarik bermain medsos dari pada melakukan aktivitas fisik serta merasa sulit melepaskan diri dari gawai bahkan saat belajar atau bekerja

Meski demikian terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi brain rot. Diantaranya yang pertama membatasi screen time dengan menentukan batas waktu untuk mengakses media sosial. Untuk mencegah brain rot, orang dewasa disarankan menghabiskan tidak lebih dari 2 jam perhari dalam menggunakan media sosial.

Kedua, memilih konten yang berkualitas dengan berusaha mengurangi tontonan konten yang tidak produktif. Disarankan untuk menonton konten-konten yang dapat memberi manfaat.

Ketiga, menghindari berlanggan aplikasi dan atur notifikasi. Semakin banyak aplikasi yang terpasang, makin besar keinginan untuk membukan aplikasi tersebut makin banyak pula notifikasi yang masuk. mematikan notifikasi yang tidak penting bisa menjadi alternafif agar tidak terganggu dan tergoda untuk terus bermain medsos.

Membangun kesadaran digital sangat penting sebagai salah satu upaya melakukan perubahan kecil yang signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup. Melihat konten receh memang menyenangkan tapi konsumsi yang berlebihan akan membawa dampak buruk bagi Kesehatan.

Penulis: Yusni Ainur Rohmah

Editor: Thowiroh

Baca juga: Beauty Bias dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental

Previous Post

Menag Ungkap Tiga Isu Penting dalam Dunia Pendidikan

Next Post

Kongres Keluarga Maslahat NU, Tangani Persoalan Keluarga di Indonesia

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Kongres Keluarga Maslahat NU, Tangani Persoalan Keluarga di Indonesia (Ist)

Kongres Keluarga Maslahat NU, Tangani Persoalan Keluarga di Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng