Kongres keluarga maslahat NU merupakan salah satu rangkaian acara dari agenda harlah ke-102 NU. Acara tersebut akan dilaksanakan selama 2 hari di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada tanggal 31 Januari-1 Februari mendatang.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid menjelaskan bahwa persoalan keluarga di Indonesia saat ini semakin kompleks. Mulai dari meningkatnya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pengasuhan anak yang kurang optimal, hingga isu kekerasan seksual dan persoalan lingkungan akibat sampah rumah tangga.
Hal tersebut menjadi persoalan yang harus segera dipecahkan. Salah satu upaya NU dalam menjawab tantangan tersebut adalah dengan menyelenggarakan Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama sebagai forum strategis untuk mencari solusi bersama.
Ia mengungkapkan bahwa dalam kongres tersebut akan mengundang berbagai pihak utamanya pemerintah untuk turut hadir. Salah satunya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) akan hadir sebagai keynote speaker
Sebagai pemangku kebijakan yang bertanggung jawab atas pembangunan manusia, Menko PMK diharapkan mampu memberikan arahan dan memperkuat implementasi program pemerintah yang selama ini dirancang untuk memperbaiki kondisi keluarga di Indonesia.
Kongres ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi antara NU dan pemerintah dalam menyusun serta mengoptimalkan program kebijakan yang langsung menyentuh kebutuhan keluarga Indonesia. Melalui langkah ini, PBNU menunjukkan dedikasi dan khidmah nyata kepada umat demi mewujudkan keluarga yang maslahat dan sejahtera.
“Kongres ini menjadi momentum untuk memastikan bahwa program-program pemerintah dapat berjalan optimal dengan dukungan berbagai pihak, termasuk NU yang memiliki jaringan yang luas,” ungkap Alissa Wahid dalam acara konferensi pers kongres Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) yang dilaksanakan di Plaza Gedung PBNU, Jum’at (24/01/25).
Ia menambahkan bahwa PBNU melalui GKMNU telah lama berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Berbagai upaya dilakukan, seperti kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam program pencegahan stunting melalui pengaktifan posyandu serta menjadi mitra Kementerian Agama (Kemenag) dalam program Bina Keluarga Sakinah. Dengan jaringan yang kuat hingga tingkat desa, NU mampu membantu program tersebut dapat dijangkau oleh jutaan warga dengan cepat dan efektif.
Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, NU, dan masyarakat, solusi atas berbagai persoalan keluarga Indonesia diharapkan menemukan jawaban yang tepat serta eksekusi yang sesuai. Semangat ini menjadi harapan besar demi masa depan keluarga Indonesia yang lebih harmonis dan bermartabat.
Baca juga: Menag Ungkap Tiga Isu Penting dalam Dunia Pendidikan