tebuireng.co – Alasan penamaan bulan Sya’ban menurut Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem KH Abdul Qoyyum Manshur (Gus Qoyyum) bisa dilihat dari dua tinjauan, dari sisi linguistik dan pandangan syariat.
Hal ini diungkapkannya di kanal Youtube Muhibbin Gus Qoyyum yang diupload pada tanggal 16 Maret 2022.
“Ada dua alasan penamaan bulan Sya’ban. Pertama tinjauan linguistik (secara bahasa) dan pandangan syariat,” jelasnya.
Menurutnya, dari tinjauan linguistik (bahasa) bisa dilihat dari kitab Subhul A’sya fii Shinaatil Insya’ (jilid 2 hal 402) karya Syeikh Ahmad bin Ali al-Qolqosyandi tentang nama Bulan Sya’ban.
الشهر الثامن شعبان، سمي بذلك لتشعّبهم فيه لكثرة الغارات عقب رجب
[القلقشندي، صبح الأعشى في صناعة الإنشاء، 402/2]
Memahami dari kitab di atas, Gus Qoyyum menguraikan bahwa bulan Sya’ban diberi nama Sya’ban karena menggambarkan bangsa arab dahulu di bulan ini menjadi terpecah-pecah atau bercabang-bercabang.
Makna tersebut selaras dengan arti kata Sya’ban itu sendiri yakni bercabang. Keadaan bangsa arab menjadi seperti itu disebabkan karena banyaknya peperangan yang terjadi di bulan tersebut.
“Jadi setelah Rajab (yakni Sya’ban), di sana banyak terjadi serangan-serangan perang. Maka, bangsa arab dalam sejarahnya di bulan tersebut terpisah-pisah, menjadi bercabang-cabang. Oleh karena itu bulan ini pun disebut Sya’ban,” terangnya.
Baca Juga: Teori Produksi Ulama
Gus Qoyyum menambahkan, dari sudut pandang syariat atau keislaman, bisa dilihat dari satu hadis dalam kitab Al-Ghunyah Li Tholibii (jilid 2 hal. 268) karya Sulthonul Auliya’ Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani berikut:
وعن أنس بن مالك -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: إنما سمي شعبان لأنه ينشعب لرمضان فيه خير كثير، وإنما سمي رمضان لأنه يرمض الذنوب
[عبد القادر الجيلاني، الغنية لطالبي طريق الحق، 268/2]
Melalui hadis ini, Gus Qoyyum memaparkan bahwa penamaan bulan Sya’ban dengan kata Sya’ban disebabkan karena pada bulan ini terdapat banyak sekali amal kebaikan yang bercabang-cabang atau beragam.
Ragam amal baik tersebut dilakukan umat Islam untuk menyambut bulan suci Ramadhan, sebagai bentuk persiapan.
“Dalam Sya’ban terdapat Khoirun katsir kebaikan yang banyak Li Ramadhan’ untuk Ramadhan. Yakni sebagai tarhib atau menyambut kedatangan bulan suci umat Islam,” tandas asal Lasem tersebut.
Oleh : Syifa’ Q.