tebuireng.co – Aswaja Center Tebuireng terus melebarkan sayap baktinya dengan menggelar penguatan materi Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) untuk santri kelas akhir Pesantren Tebuireng
Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai metode bergama Islam adalah metode yang diikuti oleh mayoritas muslim dunia. Beragam nama lembaga dan organisasinya, namun mayoritas bermanhaj satu, yaitu ahlus sunnah wal jama’ah.
Ber-Asy’ariyyah atau Maturidiyyah secara teologi, fikih dengan berafliasi kepada empat mazhab, ber-Suluk ‘ala hujjatil Islam al-Ghazali dan ahlu hadis, demikianlah mayoritas literatur mendefinisikan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Lantas bagaimana Muslim Jawa di era dulu? Apakah juga ber-Ahlus Sunnah wal Jama’ah?
Hadhrotusy Syeikh KH M Hasyim Asy’ari dalam kitab risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah-nya mendeskripsikan Muslim Jawa sebagai Muslim yang Ahlus Sunnah wal Jama’ah sejak dulu.
Lebih rinci KH Hasyim menyatakan bahwa Muslim Jawa sebagai Asy’ariyyin, Syafi’iyyin dan Salikin ‘ala Imam al Ghozali dan Imam Abil Hasan Asy Syadzili. Hal ini mulai ada pergeseran di tahun 1330 H atau 1912 M dengan maraknya ragam pemikiran yang masuk.
Dengan semakin mudahnya akses informasi, seiring semakin majunya teknologi semakin terasa pulalah ghozwul fikr; pertarungan pemikiran-pemikiran, terutama pemikiran-pemikiran keagamaan yang terkadang bagi kita yang awam terasa membingungkan.
Baca Juga: Keagungan Aswaja
Bahkan terkadang membuat kita menanyakan kembali keabsahan amaliyyah yang sudah diajarkan oleh para kiai dan orang tua, apakah amaliyyah itu bagian dari sunnah atau bid’ah?
Sebagai salah satu jawaban dari ghozwul fikr itu adalah membekali para santri dengan mengenalkan dan memahamkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah kepada mereka sejak di usia dini hingga perguran tinggi.
Hal ini sebagai langkah penguatan faham keagamaan santri karena mereka adalah aset masa depan; generasi penerus kita semua.
Selain berharap para santri bisa memahami keabsahan amaliyyah yang ada, membuka cakrawala berfikir mereka tentang kearifan bersikap dan bertindak di dalam menghadapi khilafiyyah pun juga penting.
Perlu ditekankan, penting sekali menancapkan semangat menjaga Ukhuwwah ditengah Khilafiyyah agar tidak terlahir lagi generasi yang mudah menyalahkan; membid’ahkan; menyesatkan golongan lain yang tidak sealiran dengannya.
Guna menyongsong generasi penerus Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Aswaja Center Tebuireng telah bergerak ikut serta berikhtiyar di lingkungan pendidikan Tebuireng. Diantara yang sudah dilakukan adalah:
- Menerbitkan buku ajar Aswaja mulai kelas 4 hingga kelas 12
- Mengadakan ujian tulis Aswaja tersentral
- Mengadakan penguatan Aswaja di akhir tahun bagi kelas 12.
Memang ini masih kecil, tapi setidaknya kami sudah memulai sebagai usaha untuk memantaskan diri sebagai santri; penerus perjuangan kiai. Selamat kepada petua Aswaja Center Tebuireng Kiai Abdul Malik dan segenap jajarannya. Semoga istikamah penuh berkah.
Oleh: Achmad Roziqi (Santri Tebuireng)