• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Adab Menghafal Al-Quran

Thowiroh by Thowiroh
2024-06-11
in Keislaman
0
Adab Menghafal Al-Quran (Ist).

Adab Menghafal Al-Quran (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, Imam Nawawi menjelaskan bahwa terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh orang yang bertekad menghafal Al-Quran.

Diantaranya, pertama adalah berusaha memperbaiki diri dari segi akhlak, tutur kata, prilaku dan lainnya. Sebab apa yang akan dihafal adalah kalamullah yang mulia. Seperti yang diungkapkan Imam Nawawi 

وَمِنْ آدَابِهِ أَنْ يَكُونَ عَلَى أَكْمَلِ الْأَحْوَالِ وَأَكْرَمِ السَّمَائِلِ وَأَنْ يَرْفَعُ نَفْسَهُ عَنْ كُلِّ مَا نَهَى الْقُرْآنُ عَنْهُ إِجلالاً لِلْقُرْآنِ وَأَنْ يَكُونَ مَصُونًا عَنْ دَنِي الْإِكْتِسَابِ شَرِيفَ النَّفْسِ مُرتَفِعًا عَلَى الْجَبَابِرَةِ وَالْجُفَاةِ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا مُتَوَاضِعاً لِلصَّالِحِيْنَ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَالْمَسَاكِينَ وَأَنْ يَكُوْنَ مُتَخَشَعًا ذَا سَكِينَةٍ وَوَقَارٍ

Diantara adab-adab menghafal Al-Qur’an ialah: Dia mesti berada dalam keadaan paling sempurna dan perilaku paling mulia, hendaklah dia menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang dilarang Al-Qur’an, hendaklah dia terpelihara dari pekerjaan yang rendah, berjiwa mulia, lebih tinggi derajatnya dari para penguasa yang sombong dan pencinta dunia yang jahat, merendahkan diri kepada orang-orang sholeh dan ahli kebaikan, serta kaum miskin, hendaklah dia seorang yang khusyuk memiliki ketenangan dan wibawa.”

Hal ini juga sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Ibrahim dari Hammam dari Khudzaifah berkata, “Wahai ahli Al-Qur’an, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya.” (HR. Imam Bukhari)

Adab yang kedua adalah memperbanyak membaca, menghafal, dan mentadabburi makna Al-Qur an di malam hari. Keheningan di malam hari adalah waktu yang cocok bagi penghafal Al-Quran untuk mendalami apa yang dihafal. Baik dalam segi lafad atau maknanya. Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu :

إِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَأَوُا الْقُرْآنَ رَسَائِلَ مِنْ رَبِّهِمْ فَكَانُوا يَتَدَبَّرُونَهَا بِاللَّيْلِ وَيَتَفَقَّدُونَهَا فِي النَّهَارِ

“Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu, menganggap Al-Qur’an sebagai surat-surat dari Tuhan mereka. Maka mereka merenungkan pada waktu malam dan mengamalkannya pada waktu siang.”

Adab ketiga yang dijelaskan oleh Imam Nawawi adalah menjauhi teman atau lingkungan yang membuat hafalannya terganggu sehingga ia menjadi lalai dan tidak fokus dalam menghafal. Teman atau lingkungan sekitar merupakan faktor utama yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Termasuk dalam menghafal Al-Qur an. Diriwayatkan dari Al-Fudhail bahwa

حَامِلُ الْقُرْآنَ حَامِلُ رَايَةِ الإِسْلَامِ لَا يَنْبَغِي أَنْ يَلْهُوَ مَعَ من يلغو من يسهو ولا يلغو مع مَنْ يَلْهُو وَلَا يَسْهُوْ مَعَ تَعْظِيمًا لِحَقِّ الْقُرْآنِ

“Penghafal Al-Qur’an adalah pembawa bendera Islam. Tidaklah patut dia bermain bersama orang yang bermain dan lupa bersama orang yang lupa, serta tidak berbicara yang sia-sia dengan kawannya untuk mengagungkan Al-Qur’an.”

Apabila seseorang berhasil menghafal Al-Qur an hingga ia disebut sebagai Haamilul Qur an (orang-orang yang jiwanya adalah Al-Qur an), maka hendaklah ia lebih waspada dalam bersikap agar tidak mengurangi keagungan Al-Qur an.

Seorang penghafal Al-Qur an juga sebaiknya tidak menjadikan apa yang telah dihafal dari Al-Qur an sebagai sarana untuk mencari dunia. Seperti menjadikan Al-Qur an sebagai sumber penghasilan atau pekerjaan dalam hidupnya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنِ الدَّسْتُوَائِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي رَاشِدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ وَلَا تَأْكُلُوا بِهِ وَلَا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ وَلَا تَجْفُوا عَنْهُ وَلَا تَغْلُوا فِيهِ

Telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Ad Dastuwa’i dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Rasyid dari Abdurrahman bin Syibl berkata, Rasulullah bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, janganlah kalian makan dengannya, jangan pula memperbanyak (harta) dengannya, jangan terlalu kaku dan janganlah berlebihan di dalamnya.” (HR.Ahmad).

Baca juga:Adab Membaca Al-Quran Menurut Imam Nawawi

Previous Post

Puasa Arafah, Benarkah Menghapus Dosa 2 Tahun

Next Post

Mengenal Tiga Tingkatan Nafsu dalam Diri Manusia

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Mengenal Tiga Tingkatan Nafsu dalam Diri Manusia (Ist).

Mengenal Tiga Tingkatan Nafsu dalam Diri Manusia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng