• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Pernah Diasingkan

tebuireng.co by tebuireng.co
2025-02-12
in Nasional, Seni & Budaya
0
Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Pernah Diasingkan. (Ist)

Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan yang Pernah Diasingkan. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pramoedya Ananta Toer dikenal sebagai sastrawan legendaris yang sangat produktif. Pram, begitu panggilannya, memiliki nama asli Pramoedya Ananta Mastoer. Lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dan wafat pada 30 April 2006. Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan bahkan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.

Pada tahun 1940-1941, Pram mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Radio (Radiovakschool Surabaya) setelah menamatkan sekolah dasar di Instituut Boedi Oetomo. Lalu pada Mei 1942, Pram bekerja di Kantor Berita Domei di Jakarta sambil menempuh pendidikan di Taman Siswa (1942-1943), kursus di Sekolah Stenografi (1944-1945), dan Sekolah Tinggi Islam Jakarta untuk mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah (1945).

Namun, perjalanan hidup Pram tidak serta merta mudah saja. Ia bahkan pernah mengalami penangkapan hingga pengasingan. Tahun 1946, Pram ikut menjadi prajurit resmi hingga mendapat pangkat Letnan II Tentara Keamanan Rakyat (TKR) namun ditangkap oleh marinir Belanda pada 1947 karena menyimpan dokumen gerakan bawah tanah menentang Belanda. Ia pun dipenjara tanpa diadili hingga tahun 1949 di penjara Bukit Duri.

Pada tahun 1958, Pram masuk sebagai anggota Pimpinan Pusat Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) yang berada di bawah naungan Partai Komunis. Keterlibatannya inilah yang menghadapkannya pada kenangan pahit dalam hidupnya. Tahun 1965, Pram ditangkap oleh gerombolan pemuda bertopeng dan mendapatkan penghinaan serta perlakuan yang kejam. Ia dipenjara di Tangerang, Salemba, Cilacap, dan selama sepuluh tahun di Pulau Buru.

Selama di pulau Buru itulah, Pram terus berkarya. Salah satu karya paling fenomenalnya adalah novel Tetralogi Pulau Buru, yaitu Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988). Buku-buku tersebut sempat dilarang beredar di Indonesia sedangkan di luar negeri beredar luas.

Sastrawan legendaris ini mendapatkan 16 penghargaan baik nasional mauapun internasional. Meski beberapa penghargaan yang didapatkannya menuai kontroversi, ia tetap dinilai sebagai pencerah dalam dunia sastra Indonesia mauapun dunia.

Penulis: Rindi Andriansah

Editor: Thowiroh

Baca juga: Ikranagara, Sosok Mbah Hasyim di Film Sang Kiai Meninggal Dunia

Previous Post

Inovasi Wakaf sebagai Instrumen Penting dalam Pembangunan Berkelanjutan

Next Post

Benarkah Stress Pemicu Sumber Penyakit? Ini Penjelasannya

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Benarkah Stress Menjadi Pemicu Sumber Penyakit Ini Penjelasannya. (Ist)

Benarkah Stress Pemicu Sumber Penyakit? Ini Penjelasannya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng