• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Memasuki Abad ke-2, Ini Pengaruh NU di Tingkat Global

Oleh: Thowiroh

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-01-31
in Kebangsaan, Nasional, News
0
Memasuki Abad ke-2, Ini Pengaruh NU di Tingkat Global

Memasuki Abad ke-2, Ini Pengaruh NU di Tingkat Global (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Memasuki abad ke-2 Nahdlatul Ulama (NU), peran dan pengaruh NU semakin meluas dan bisa dirasakan hingga ke tingkat global.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh H Muhammad Cholil, COO Center for Shared Civilizational Values, North Caroline, USA dalam acara halaqah nasional dengan tema yang bertajuk “Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama” di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta pada senin, (29/01/24).

Ia mengungkapkan bahwa selama lebih dari satu abad, NU telah berperan sebagai penun juk arah, membantu dan membimbing masyarakat nusantara melewati pergulatan dan arus se jarah sehingga bisa menemukan pelabuhan yang aman dalam kebenaran agama. Dengan perjalanan yang cukup panjang, pengaruh NU akhirnya juga turut dirasakan oleh masyarakat di tingkat internasional seperti masyarakat barat yang meliputi Amerika dan Afrika.

Hal ini terjadi setelah negara barat mengalami proses sekularisasi pada 300 tahun terakhir. Sekularisasi yang terjadi akibat  adanya pertikaian internal agama  antara protestan dan katolik menyebabkan banyak masyarakat disana menganggap bahwa agama adalah sumber masalah dan tidak bisa dijadikan solusi. Proses sekularisasi tersebut akhirnya melemahkan nilai-nilai agama sehingga mengancam kekokohan masyarakat barat itu sendiri.

Hilangnya kepercayaan terhadap agama di negara barat juga di iringi dengan perpecahan dalam keluarga serta hilangnya rasa hormat terhadap tradisi dan norma-norma yang berlaku sehingga membuat masyarakat disana terkatung-katung tanpa landasan moral dan spiritual.

Sementara itu, apa yang dianggap kebenaran yang jelas dan universal di Indonesia seperti keberadaan Tuhan, kesakralan pernikahan dan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan seperti yang telah menjadi ajaran NU, dalam banyak kasus justru menjadi kontribusi besar di barat untuk membuat masyarakat disana sedikit demi sedikit bergerak menuju kebaikan dan kebenaran.

H Muhammad Cholil mengungkapkan bahwa dalam hal ini, secara tidak langsung masyarakat barat mencerminkan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang tetap memiliki hati nurani. Ia mengatakan bahwa setiap manusia memiliki jiwa yang diciptakan oleh Tuhan yang mana setebal apapun kegelapan menghalangi mereka dari kebenaran, jiwa mereka tetap memiliki kecenderungan untuk tetap merindukan cahaya Tuhan.

Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat di dunia mudah menerima organisasi seperti NU karena dianggap dapat menjadi pedoman dan acuan  untuk mengingatkan masyarakat akan asal usulnya sebagai manusia.

Ia menyampaikan bahwa para penganut agama di negara lain termasuk mereka yang berbeda agama sangat terinspirasi ketika mengetahui misi NU yang terangkum dalam motto merawat jagat, membangun peradaban.

COO Center for Shared Civilizational Values, North Caroline, USA tersebut berharap kebangkitan NU di tingkat global akan terus membawa islam yang rahmatan lil alamin kepada seluruh umat manusia dengan menjadi jalan keluar dari berbagai kesulitan dan krisis yang menghadang peradaban modern.

Baca juga: Gus Yahya Jelaskan Tantangan NU Memasuki Abad ke-2

Tags: Memasuki Abad ke-2 NUPengaruh NU di Tingkat Global
Previous Post

Gus Yahya Jelaskan Tantangan NU Memasuki Abad ke-2

Next Post

Pilpres dan Panggung Sandiwara

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Pilpres dan Panggung Sandiwara

Pilpres dan Panggung Sandiwara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa
  • Menag Salurkan Bantuan ke Pesantren Al Khoziny dan Pastikan Pencegahan Kejadian Serupa
  • Buku-buku yang Pernah Dilarang di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng