• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Sholah, Menafsirkan Kembali NKRI

Ikhsan Nur Ramadhan by Ikhsan Nur Ramadhan
2023-08-09
in Kebangsaan, Pancasila
0
Gus Sholah, Menafsirkan Kembali NKRI

Gus Sholah, Menafsirkan Kembali NKRI

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dalam buku yang berjudul Berguru pada Realitas; Refleksi Pemikiran KH Salahuddin Wahid Menuju Indonesia Bermartabat mencoba menafsirkan kembali tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Istilah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diambil dari Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi: “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Kata kesatuan di sini ditafsirkan sebagai lawan dari bentuk negara federal.

Gus Sholah menjelaskan, bahwa kata kesatuan juga ditafsirkan sebagai kesatuan wilayah geografis Indonesia. Kata kesatuan selalu dikaitkan dengan kata persatuan menjadi kesatuan dan persatuan.

NKRI juga dimaksudkan sebagai kesatuan wilayah geografis negara Indonesia, kemudian dirumuskan dalam kalimat “Dari Sabang sampai Merauke” yang akhirnya menjadi sebuah lagu.

Apabila membahas persatuan, kita tak lepas dari dideklarasikannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Persatuan ini bermakna gabungan dari sekian banyaknya suku dengan budaya, bahasa, dan agama.

Persatuan ini dimaknai oleh Gus Sholah sebagai bentuk persatuan dari berbagai suku dengan budaya, bahasa, dan agama berbeda yang membuahkan kesadaran bahwa untuk mencapai kemerdekaan itu membutuhkan sebuah persatuan.

Memaknai Kesatuan dan Ancamannya

Dalam menafsirkan kembali NKRI, dalam sejarah kita tercatat beberapa kejadian yang mengancam persatuan itu sendiri. Salah satunya timbul pemberontakan dari beberapa daerah di luar Jawa pada tahun 1950-an.

Pemberontakan ini terjadi karena adanya keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI. Ternyata, faktor utama dari pemberontakan ini karena ketidakadilan di banyak tempat di seluruh Indonesia.

Ketidakadilan ini meliputi aspek hukum, ekonomi, dan sosial. Banyak hak-hak dasar warga yang tidak sepenuhnya dipenuhi oleh pemerintah.

Pada akhirnya, beberapa konflik seperti di Aceh dan Papua menemui titik terang. Perundingan damai dilakukan. Sehingga, ancaman terhadap kesatuan kita berhasil diredakan.

Antitesis dari Negara Federal

Indonesia memiliki sistem otonomi daerah yang memberikan kewenangan bagi pemda tingkat II untuk mengatur daerah mereka.

Gus Sholah juga menuliskan dari data sebuah penelitian, bahwa Indonesia memiliki kewenangan otonomi daerah yang tertinggi di dunia.

Menurut Gus Sholah, tidak terlalu keliru apabila ada yang mengatakan bahwa secara substansial kita disebut negara federal. Kata kesatuan pada NKRI dalam konteks antitesis dari negara federal mungkin sudah mengalami perkembangan.

Memaknai NKRI dan Menafsirkannya

Dalam buku ini, Gus Sholah menuliskan bahwa kata kesatuan selama ini NKRI dimaknai sebagai kesatuan wilayah geografis saja. Padahal, kesatuan juga bermakna kesatuan harapan, kesatuan cita-cita, dan kesatuan nasib.

Dalam memaknainya, kurang tepat apabila kita mengabaikan cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Kurang tepat pula apabila cita-cita yang amat mulia itu selama ini telah kita khianati.

Huruf K pada NKRI seharusnya juga berarti kesejahteraan dari seluruh rakyat Indonesia. Apabila mengabaikannya, maka kemerdekaan kita tidak berarti apa-apa.

Dalam menafsirkan kembali NKRI secara cerdas, maka perlu adanya conditio sine qua non atau persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Menurut Gus Sholah, beberapa persyaratannya adalah pemberantasan korupsi, penegakan hukum, serta reformasi birokrasi.

Dengan terpenuhinya persyaratan di atas dan juga memenuhi hak-hak dasar rakyat, maka kita juga menjaga kesatuan harapan dan kesatuan cita-cita rakyat Indonesia. Dengan mewujudkan itu, maka kita akan mampu untuk mempertahankan keberadaan NKRI.

Baca Juga: Peran Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dalam Pendirian NKRI

Tags: Gus Sholah
Previous Post

Tips Mengetahui Darah Haid Telah Berhenti Menurut Ning Sheila

Next Post

Demi Selamatkan Seekor Kucing, Kaki Nabila Hancur Terlindas Truk

Ikhsan Nur Ramadhan

Ikhsan Nur Ramadhan

Koordinator Media Sosial Tebuireng Initiatives. Sedang menggeluti bidang desain grafis, kadang juga menulis.

Next Post
Demi Selamatkan Seekor Kucing, Kaki Nabila Hancur Terlindas Truk

Demi Selamatkan Seekor Kucing, Kaki Nabila Hancur Terlindas Truk

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng