tebuireng.co- Zahran Auzan, seorang hafidz dari Indonesia asal Langkat Sumatra Utara (Sumut) meraih juara 2 pada Musabaqah Hafalan Al-Qur’an (MHQ) Tingkat Internasional di Arab Saudi. Musabaqah bertajuk ‘King Abdul Aziz Internasional Holy Qur’an Contest’ ini berlangsung pada pertengahan September 2022 dan diikuti peserta lebih dari 50 negara.
Pada cabang 30 juz MHQ Internasional Tahun 2022 di Arab Saudi, juara 1 diraih Achmad Achiri asal Maroko, juara 2 Zahran Auzan asal Indonesia, juara 3 diraih Abdoulie Njie asal Gambia. Juara 1 berhak mendapatkan uang pembinaan 200.000 riyal atau setara 800 juta dalam Rupiah, juara 2 mendapatkan 185.000 riyal atau setara 740 juta Rupiah, dan juara 3 mendapatkan 170.000 riyal atau setara 680 juta Rupiah.
Sebelumnya Zahran Auzan pernah meraih juara pertama hafidz 30 juz dalam Musabaqah Hafalan Al-Quran dan Al-Hadits MHQH Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud Tingkat Nasional ke-14/2022 yang digelar Kedubes Arab Saudi, di Hotel Millennium, Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Remaja yang akrab dipanggil Auzan ini ternyata masih baru berusia 13 tahun. Auzan saat ini duduk di kelas satu Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Pura, Kabupaten Langkat.
Melalui kanal Info Sumut, Zahran Auzan bercerita, dirinya mulai menghafal Al-Quran sejak umur empat tahun. Saat Ia berumur 9 tahun, Auzan baru bisa menghafal Al-Quran sebanyak lima juz. Setelah itu hafalannya terus bertambah, hingga akhirnya di usia 11 tahun Ia berhasil menghafal Al-Quran 30 juz.
“Itu kira-kira di umur 10 atau 11 tahun kemudian bisa mengkhatamkan 30 juz,” katanya.
Saat masih proses menghafal Al-Quran, Zahran Auzan mengaku menghafal Al-Quran dengan cara dibaca berulang-ulang. Bisanya Ia menghabiskan waktu dua jam dalam sehari untuk menghafal, sementara selebihnya Ia gunakan untuk mengulang hafalan.
“Kalau menghafalnya biasanya dibaca berulang-ulang, 20 sampai 30 kali. Alhamdulillah saya dalam satu hari bisa dapat satu halaman hafalan,” tambahnya.
Meski masih belia, Zahran Auzan ternyata sudah memiliki impian besar yakni ingin belajar mendalami ilmu agar bisa menjadi ulama.
ibu Auzan, Aminatun Zahriah, mengaku sangat bangga dengan sang anak. Ia tak henti-hentinya mengucap rasa syukur melihat anaknya bisa menjadi hafiz.
“Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah. Nggak bisa lagi ngucapkan apa-apa. Bangga, senang, campur aduk. Jadi rasanya nggak henti-henti syukur pada Allah aja,” ujarnya.
Aminatun mengatakan, Ia dan suaminya sudah mengenalkan Auzan Al-Quran sejak Ia masih kecil. Saat bayi, dirinya sering memperdengarkan Auzan murotal. Sang ayah yang kesehariannya berprofesi sebagai guru ngaji sekaligus penjahit selalu pendampingi Auzan dalam proses menghafalkan Al-Quran.
Saat umur empat tahun, Auzan mulai belajar Iqra dengan ayahnya. Dari situ lah Auzan kemudian belajar membaca Al-Quran dan menghafalnya.
“Usia 4 tahun belajar Iqra sama abinya. Alhamdulillah bisa, lalu meloncat ke Al-Quran alhamdulillah mudah juga dia. Dari situ terus dan terus sampai akhirnya kelas 5 lah selesai dia (menghafal) Al-Quran,” tambahnya.
Meski sang anak menghafal Al-Quran sejak kecil, Aminatun mengaku jika Auzan juga memiliki waktu bermain sama seperti anak-anak lainnya.
“Dia di rumah juga main, lihat kawan-kawannya bermain juga,” pungkas Aminatun
Baca juga: Ustadzah Hj. Taslimah Wafat Saat Memimpin Khotmil Qur’an