Kota Tarim yang memiliki julukan kota seribu wali ini memiliki tradisi unik yang biasa dilakukan masyarakat Tarim di bulan Ramadan.
Salah satunya adalah menjadikan waktu siang untuk istirahat dan malam untuk beribadah kepada Allah. Di bulan Ramadan, kota Tarim di waktu pagi hingga siang hari akan berubah seperti kota mati. Tidak banyak bahkan hampir tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di waktu tersebut.
Masyarakat Tarim biasanya menjadikan waktu tersebut untuk beristirahat, mengumpulkan tenaga secara fisik untuk banyak beribadah di malam harinya. Meski demikian, istirahat tersebut biasanya dilakukan setelah melaksanakan sholat duha di pagi hari ketika matahari terbit. Beberapa kegiatan baru akan dimulai dari waktu dzuhur menjelang sore hari dengan tadarus Al-Qur an ataupun majelis ta’lim.
Di malam harinya, kota Tarim akan menjadi sangat ramai dengan kegiatan masyarakat utamanya dalam melaksanakan berbagai ibadah di masjid sampai menjelang waktu sahur. Tidak hanya orang dewasa, tak jarang anak kecil pun ikut meramaikan masjid hingga larut malam. Itulah mengapa banyak orang mengatakan bahwa di bulan Ramadan keadaan di Tarim akan sangat terbalik, yakni siang menjadi malam dan malam menjadi siang.
Tradisi unik lainnya adalah kegiatan majelis ta’lim atau yang biasa disebut rauhah dilaksanakan di waktu dzuhur menjelang sore. Jika banyak orang menganggap waktu sehabis dzuhur adalah waktu untuk istirahat. Di Tarim, waktu tersebut digunakan untuk kegiatan rauhah yang diadakan di berbagai masjid ataupun pondok pesantren.
Menurut Ustadzah Halimah Alaydrus, pemilihan waktu siang untuk kegiatan rauhah tersebut berdasar kepada hadis Rasulullah yang menjelaskan bahwa pergi untuk menuju majelis ilmu pada waktu pagi atau sore hari adalah lebih baik dari pada dunia dan seisinya.
Tradisi unik yang hampir tidak akan ditemukan di tempat lainnya kecuali Tarim adalah pelaksanaan sholat tarawih di Tarim yang bisa mencapai 100 rakaat. Hal ini karena, setiap masjid di Kota Tarim memiliki jadwal sholat tarawih secara bergantian sehingga masyarakat di sana bisa melaksanakan sholat tarawih bahkan hingga lima kali dalam satu malam (20 x 5 = 100 rakaat) dengan berpindah dari satu masjid ke masjid yang lain.
Pelaksanaan sholat tarawih biasanya dimulai dari jam 20.00 waktu Tarim yakni sehabis sholat isya hingga menjelang sahur pun masih terdapat masjid yang melaksanakan sholat tarawih.
Menghidupkan malam di bulan Ramadan adalah salah satu hal yang dianjurkan. Terlebih apabila dilakukan setiap malam sepanjang bulan Ramadan seperti yang biasa dilakukan masyarakat Tarim bisa membantu untuk tidak melewatkan kebaikan ibadah di bulan Ramadan dan berbagai keutamaan di malam Lailatul Qadar. Rasulullah bersabda
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni, barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala dari-Nya maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni”. (HR. Bukhari).
Baca juga:Fakta Unik Pasar di Kota Tarim

