Kota Tarim atau yang sering disebut sebagai kota seribu wali ini memiliki banyak hal unik yang berbeda dari kota lain. Salah satunya adalah pasar di kota Tarim.
Pada umumnya, pasar di Tarim sama seperti pasar seperti biasanya yakni sebagai pusat utama aktivitas perbelanjaan oleh masyarakat setempat. Hanya saja terdapat hal unik di pasar Tarim yang sangat jarang dan bahkan tidak akan di temukan di daerah lainnya.
Fakta unik tersebut diantaranya adalah kebiasaan para pedagang di sana untuk menutup seluruh outlet ataupun kios ketika memasuki waktu sholat. Di Tarim, para pedagang di pasar akan menghentikan kegiatan jual beli dan menutup outlet atau kios mereka ketika sudah memasuki waktu sholat untuk kemudian bergegas ke masjid guna melaksanakan sholat berjamaah.
Tak hanya itu, apabila terdapat pelaksanaan sholat jenazah pun para pedagang di pasar Tarim biasanya juga menutup tempat jualannya untuk ikut serta dalam melaksanakan sholat jenazah bersama.
Fakta unik lain yang terdapat di pasar Tarim adalah para pedagang disana adalah laki-laki dan bahkan yang berbelanja untuk keperluan dapur pun juga laki-laki. Tarim merupakan salah satu tempat yang sangat menjaga dan menghormati perempuan. Konon, Sayyidina Al-Imam Faqihil Muqaddam selalu pergi ke pasar untuk membeli ikan yang akan di masak oleh Hubabah Zainab. Hal demikian juga turut dilakukan oleh para habaib lainnya dan seluruh masyarakat disana.
Fakta unik lainnya adalah para pedagang pasar Tarim biasanya selalu menggantongi siwak dan tasbih dalam saku baju mereka. Bahkan sembari menunggu pembeli, mereka biasanya mengisi waktu senggangnya dengan membaca Al-Quran hingga bisa hatam berkali-kali.
Masyarakat Tarim juga dikenal ramah dan sopan. Apabila ada pembeli, mereka biasanya akan mengucapkan salam, berjabat tangan lalu kemudian saling bertanya kabar. Apabila mereka mendengar kabar yang baik maka mereka akan memuji Allah dan apabila mendengar kabar buruk mereka akan turut mengasihi dan berdo’a kepada Allah. Hal ini biasa dilakukan bahkan meski sebelumnya diantara mereka (penjualan dan pembeli) tidak saling kenal.
Keadaan seperti ini membuat pasar di kota Tarim berbeda dengan pasar pada umumnya. Kesunnahan yang diajarkan oleh Rasulullah tidak pernah ditinggalkan dan selalu ditegakakn oleh masyarakat Tarim bahkan saat berada di pasar. Tak jarang juga para pedagang di pasar Tarim membahas dan mendiskusikan perihal ilmu yang bahkan juga terdapat majelis ilmu di dalam pasar.
Seperti yang dilakukan Alhabib Abdul Qodir Jailani al-Masyhur bahwa ia sering pergi ke pasar untuk membuka majelis ilmu di sana karena di pasar tersebut banyak orang-orang gunung yang turun untuk menjual barang milik mereka sehingga Alhabib Abdul Qodir Jailani al-Masyhur memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membuka pelajaran kitab al-Minhaj karangan Iman Nawawi.
Keindahan seperti inilah yang membuat kota Tarim dijuluki sebagai kota seribu wali. Sebab, bahkan di dalam pasar sekalipun terdapat wali Allah disana. Seperti yang pernah dikatakan oleh al-Habib Hasan bin Abdullah as-Syatiri bahwa disana (pasar Tarim) terdapat 200 wali. Kalau di pasar saja terdapat ratusan wali, bagaimana dengan yang di tempat-tempat lainnya seperti masjid dan lainnya?. Wallahua’lam bisshowab.
Baca juga: Amalan Dipermudah ke Tarim dari Habib Abdul Qodir Ba’abud