Siapa yang tidak kenal sosok ulama karismatik asal Yaman? Wajah teduhnya membuatĀ siapa saja tak ingin berhenti memandangnya. Tutur katanya menghipnotis siapa pun untuk mendengar fatwanya. Ulama keturunan Rasulullah SAW. ini memiliki nama asli Al- Habib Umar bin Salim bin Hafidz, dengan menisbahkan kepada kakek dan buyutnya yang juga termasuk ulama ternama.
Sejak kecil, Habib Umar banyak mendalami fan keilmuan, terutama dalam bidang keagamaan, baik yang ia dapatkan dari ayahnya sendiri maupun dari kalangan tokoh Islam lainnya. Bahkan di usianya yang sangat muda itu, Habib Umar sudah mampu melanjutkan perjuangan dakwah ayahnya.
Hingga pada akhirnya, Habib Umar pindah ke kota Al-Bayda untuk memperdalam keilmuan kepada beberapa ulama di sana. Selain mengaji, ia juga mengajar dan membuat forum kajian di beberapa tempat, kemudian ia lanjutkan rihlahnya ke kota Al-Shihr. Sepulang dari rihlah ilmiahnya, Habib Umar mulai merintis berdirinya pondok Darul Mustofa dan berdakwah di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Di balik kesuksesan dakwahnya, Habib Umar memiliki sosok ibu yang sangat ia sayangi, yaitu Hubabah Zahro. Beliau adalah sosok wanita shalihah yang melahirkan keturunan shalih nan shalihah. Banyak orang yang bertanya kepadanya bagaimana agar mempunyai anak yang shalih nan shalihah. Ketika terlontar pertanyaan semacam itu, Hubabah Zahro tersenyum seraya mengatakan, bahwa hal tersebut harus dimulai dari bagaimana pribadi seorang ibu. Hendaknya si ibu meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan suka (taat) terhadap perintah-Nya.
Baca juga: Pesan Habib Umar bin Hafidz saat Multaqo Ulama di Tebuireng
Menurutnya, sulit mempunyai anak yang rajin salat dan membaca Al-Quran jika si ibu sibuk bermain HP dan menonton televisi. Karena anak akan cenderung mendengar, melihat, dan mencontoh perilaku ibu dari pada mendengar perkataannya, jika si ibu shalihah, maka anak akan belajar dari perilaku seorang ibu untuk menjadi anak yang shalih nan shalihah dan sebaliknya.
Salah satu contoh dari perilaku Hubabah Zahro yang di ambil oleh putra putrinya adalah setiap malam selalu terdengar suara isak tangis dari kamarnya lantaran mengemis cintanya kepada Allah Swt. Putrinya mengatakan bahwa Hubabah Zahro tidak pernah meninggalkan salat tahajud sejak ia remaja hingga tuanya kecuali satu malam, disebabkan badannya yang kurang sehat dan kesibukan hari itu yang luar biasa sehingga membuat tidurnya agak larut. Menyebabkan ia bangun saat azan subuh berkumandang.
Hal ini membuat tubuhnya bergemetar sehingga ia tidak bisa berdiri seraya menangis meminta ampun kepada Allah Swt. Dalam keadaan tubuh bergemetar itu, Hubabah Zahro berwudu dan memulainya dengan salat taubat terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat sunah qobliyah subuh. Putra putrinya mengatakan bahwa sepanjang hari itu ia menangis sebab tidak bangun di malam itu.
Maka ketika seorang anak melihat orang tua yang seperti itu, ia akan sadar bahwa hidup harus bersama dengan Allah dan hubungan yang paling penting dijaga di dunia adalah hubungan kepada Allah Swt. Betapa besar Hubabah Zahro dalam menjaga ibadahnya kepada Allah Swt sekalipun itu ibadah sunah, sehingga mudah bagi putra putrinya untuk meniru perilaku beliau untuk selalu bertaqarrub kepada Allah swt. Lalu bagaimana ibu-ibu di zaman sekarang yang tidak sedikit dilalaikan oleh dunia?
Baca juga: Kiat Meraih Keutamaan Bulan Rajab Menurut Habib Umar bin Hafidz