Menyikapi ramainya isu Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, KH. Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menyampaikan pentingnya peran oposisi dalam pemerintahan.
Sembari menunggu hasil pemilu keluar, Gus Ulil mengingatkan bahwa baik yang kalah maupun yang menang nantinya memiliki fungsi masing-masing. Pemenang pemilu berkesempatan untuk menjadi penyelenggara pemerintahan. Sedangkan yang kalah dalam pemilu bisa menjadi kekuatan penyeimbang pemerintah sebagai pihak oposisi.
Oposisi di mata tokoh agama yang akrab dengan panggilan Gus Ulil tersebut dipandang sangat penting sebagai unsur penyeimbang kekuatan pemerintah. Ia juga mengatakan bahwa salah satu buruknya pemerintahan Jokowi selama sepuluh tahun terakhir, adalah minimnya kekuatan oposisi. Sehingga, ia berharap dalam lima tahun mendatang ada rebalancing. Di mana ada kekuatan kritis sebagai kekuatan penyeimbang, baik di dalam parlemen maupun di luar parlemen.
Melihat hasil quick count atau hitungan cepat yang menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai pemenang pemilu, Gus Ulil menilai bahwa hal tersebut bisa menjadi modal yang baik sebagai kekuatan oposisi. “30% saja suara di parlemen itu suara penyeimbang terhadap pemerintah, itu sangat signifikan sekali,” tambahnya.
Ia berharap supaya pihak yang kalah tidak bergabung dengan yang menang. Mereka sebisa mungkin menjadi oposisi untuk mengimbangi kekuatan pemerintah. Namun, tantangannya adalah apakah pemerintah besok bisa sabar dalam menyikapi oposisi ini?
Berkenaan dengan pilpres, bagi Gus Ulil pilpres kali ini merupakan pilpres terbaik dari sudut pandang perdebatan narasi-narasinya. Antara narasi perubahan, keberlanjutan, dan melawan kecurangan bertarung sedemikian masifnya. Demikian pula munculnya gaya baru kampanye yang dinisiasi para kandidat, dinilai mampu mengedukasi masyarakat.
Adapun kepuasan masyarakat terhadap Jokowi adalah karena adanya keseriusan Jokowi dalam merealisasikan janjinya. Kendati nyatanya banyak janji yang belum diselesaikan, tapi keseriusan Jokowi untuk menepati janjinya dirasakan oleh masyarakat.
Sebagai informasi, proses penghitungan suara hasil Pemilu 2024 masih berlangsung. quick count yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga survei hanya menggambarkan potensi perolehan suara para kandidat, bukan hasil akhir dari pada Pemilu itu sendiri.
Gus Ulil mengingatkan supaya pihak yang kalah dan yang menang bisa menyikapi hal tersebut dengan dewasa. “Yang menang bukan berarti memenangkan segala hal. Yang kalah bukan berarti kehilangan segala hal,” pesannya.
Penulis: Ahmad Fikri
Editor: Thowiroh
Baca juga:Ketum PBNU Aktifkan Kembali Fungsional Pengurus Pasca-Pemilu

