• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Muktamar NU Sebentar Lagi, Ini Pesan Gus Sholah

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-09-11
in News, Pesantren, Tebuireng, Tokoh
1
Gus Sholah saat bersama sejumlah buku koleksinya (Ist)

Buku karya Gus Sholah 'Berguru pada Realitas'

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) akan segera diselenggarakan dalam waktu dekat. Hal ini setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU, pada 25-26 September 2021 mendatang.

Putusan itu ditetapkan PBNU dalam rapat pengurus harian syuriyah dan tanfidziyah di Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa 7 September 2021.

Salah satu agenda penting yang akan dibahas pada Munas dan Konbes NU 2021 mendatang adalah keputusan penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU. Pada forum itu, diharapkan tanggal definitif pelaksanaan muktamar bisa diputuskan dan disepakati.

Sebelum Muktamar ke-34 NU diselenggarakan, ada baiknya panitia acara dan warga nahdliyin belajar dari peristiwa dua muktamar sebelumnya, agar hal yang memalukan tidak terjadi kembali seperti politik uang.

Dalam hal ini, mengingat kembali pesan almarhum KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) terkait muktamar dirasa perlu dan urgen.

Gus Sholah memiliki pesan agar Muktamar NU tetap berwibawa, maka ia meminta para pelaku yang dulu Muktamar ke-32 dan ke-33 main politik uang untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum dalam Muktamar NU selanjutnya.

[Tweet “Gus Sholah minta tidak ada politik uang di Muktamar NU”]

Gus Sholah berkata demikian karena cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari ini mendapatkan informasi cukup banyak terkait siapa yang bermain uang dalam pergelaran Muktamar NU di Makasar dan Jombang. Namun Gus Sholah enggan menyebut orang yang dimaksud.

Pemikiran Gus Sholah ini diakui juga oleh budayawan Indonesia Emha Ainun Najib (Cak Nun) yang menceritakan terkait keinginan Gus Sholah sebelum tutup usia.

Cak Nun mengatakan Gus Sholah menginginkan Mukatamar Nahdlatul Ulama (NU) terhindar dari politik uang. Muktamar NU yang berlangsung bersih sebagaimana khitahnya dulu

Cerita ini disampaikan Cak Nun saat berkunjung ke Jalan Bangka Raya Nomor 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin 3 Februari 2020 setelah Gus Sholah wafat sehari sebelumnya.

  • Muktamar ke-33 MU di Jombang salah satu acara yang cukup tegabg karena intervensi partai politik
    Muktamar ke-33 MU di Jombang salah satu acara yang cukup tegabg karena intervensi partai politik (Ist)

Pesan Gus Sholah selanjutnya terkait Muktamar NU yaitu melarang intervensi partai politik. Baginya, partai politik tidak boleh ikut campur di Muktamar NU. Adik kandung Gus Dur ini melihat fakta dalam beberapa muktamar terakhir, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terlalu jauh masuk dalam internal NU. Beberapa partai yang lain juga begitu.

Ia melihat peran PKB begitu besar dalam dugaan adanya iming-iming (money politics) untuk memuluskan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) dalam proses pemilihan rais am dan ketua umum tanfidziyah (pelaksana) PBNU.

Jika model money politics tetap dipergunakan, maka pelan-pelan NU akan kehilangan roh jihadnya dan akan mendorong semangat pragmatisme. Bagi Gus Sholah, NU adalah jam’iyah diniyah islamiah bukan parpol.

Secara tegas Gus Sholah juga menyampaikan ketidaksepakatannya jika pemilihan rais am menggunakan sistem AHWA. Sebab, aturan dalam organisasi ditentukan oleh AD/ART yang di dalamnya bahwa pemilihan rais am dan ketua umum tanfidziyah ditentukan oleh muktamirin, bukan AHWA.

Gus Sholah setuju AHWA diterapkan jika aturan itu sesuai AD/ART. Pada tahun 2015 ini jadi perdebatan karena di AD/ART tidak disebutkan AHWA, tapi dipaksakan pada Muktamar ke-33 NU.

Gus Sholah melakukan hal ini semua karena kecintaan pada NU. Kecintaan pada NU ini tampak ketika di akhir usianya, Gus Sholah masih memikirkan NU.

Putra KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid menceritakan bahwa ayahnya sebelum wafat selalu mengajak bicara ihwal pondok pesantren, film, kebangsaan, dan muktamar Nahdalatul Ulama (NU).

Pesan-pesan Gus Sholah adalah pengingat dari keturunan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari tentang pentingnya menjaga jati diri NU, terutama dalam pergelaran muktamar. Semoga muktamar ke depannya lebih baik

Tags: Gus DurGus SholahIndonesiaTebuireng
Previous Post

Ciri khas dan pola berpikir Gus Sholah Ada Berapa?

Next Post

Tangan Penuh Oli, Sahkah Wudunya?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Tangan yang penuh oli setelah dibersihkan tetap sah wudunya (Ist)

Tangan Penuh Oli, Sahkah Wudunya?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Benarkah Biaya Pendidikan Kian Alami Kenaikan?
  • Doa Asyura di Kitab Hasyiyatul Jamal ‘ala Syarhil Manhaj
  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng