tebuireng.co- Mengenal tiga karakteristik rasulullah sebagai pendidik. Rasulullah Saw hadir sebagai pembawa risalah Allah yang mampu membuat perubahan besar dalam sejarah peradaban manusia. Rasulullah merupakan orang yang sedemikian sempurna dalam setiap sifat maupun akhlaknya sehingga patut dijadikan uswatun hasanah (teladan dalam berbuat kebaikan)
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surah al-Ahzab ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Sehingga sebagai umatnya dianjurkan untuk Mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai sirah nabi untuk mempermudah kita meneladani sifat dan akhlak nabi. Allah berfirman:
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al Hasyr :7)
Rasulullah mempunyai 3 karakteristik dalam menjalani perannya sebagai pendidik yaitu
1. Serasi antara ucapan dan perbuatannya
Rasulullah SAW adalah sosok pribadi pendidik yang serasi antara ucapan dan perbuatan.Ketika Rasulullah saw. memerintahkan manusia melakukan kebaikan maka beliau adalah orang yang pertama kali melakukannya. Sebaliknya Ketika Beliau melarang manusia dari keburukan maka beliau adalah orang yang paling pertama kali menghindari dan menjauhinya. Ini adalah kesempurnaan akhlak beliau. Dalam al quran dijelaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang yang tidak serasi antara ucapan dan perbuatannya. Allah berfirman
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS. As Saff :3)
2. Bersikap adil terhadap murid
Dalam hal keadilan Rasulullah adalah sosok yang memberi perhatian besar dalam mengajarkan nilai keadilan kepada para sahabatnya, dengan menjelaskan kepada mereka betapa besar pahala berlaku adil pada hari kiamat. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di dunia berada di atas mimbar-mimbar dari mutiara pada hari kiamat di hadapan Allah Yang Maha Pengasih, karena keadilan yang mereka lakukan di dunia.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw menanamkan sifat adil dalam hati para sahabatnya Kemudian lalu beliau pun langsung menjadi contoh ideal dalam berbuat adil.Dikisahkan bahwa Rasulullah menolak permohonan Usamah ibn Zaid untuk perempuan Bani Makhzum (Sarah) yang melakukan pencurian. Orang orang Quraisy juga memohonkan hal serupa. Lalu Rasulullah marah kepada Usamah ibn Zaid dan bersabda, “Apakah engkau hendak memberi pertolongan kepada (pelanggaran) hukum Allah?” Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah, “Sesungguhnya umat manusia sebelum kalian binasa karena jika ada bangsawan mencuri, mereka membiarkannya. Akan tetapi jika rakyat lemah yang mencuri, mereka tegakkan hukum kepadanya. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya.” ( HR. Bukhori Muslim)
3. Berakhlak mulia dan terpuji
Rasulullah yang menjadi sumber teladan sahabat selalu menampakan akhlak yang baik dan terpuji baik kepada sesama Muslim bahkan kepada orang kafir yang menyakitinya. Akhlak yang baik cenderung disukai sehingga perlahan bisa meluluhkan hati orang kafir atas izin Allah.
ketika terjadi Fatah Mekkah, Rasulullah saw mengampuni orang-orang yang dulunya melempari beliau dengan kotoran onta, menghalangi jalan beliau dengan duri-duri, menganiaya dan berusaha membunuh beliau serta para sahabatnya tapi yang dilakkukan beliau saat itu adalah beliau bersabda kepada orang-orang kafir quraisy:
“Wahai penduduk Makkah! Hari ini tidak ada pembalasan terhadap kalian, laa tatsriiba ‘alaikum hadzayaum.” Kalian semua bebas!
Allah berfirman dalam surah al imran
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Wallahua’lam bishowab
Referensi : Jurnal Karakteristik Rasulullah Sebagai Pendidik Perspektif Sirah Nabawiyah karya Junaidi Arsyad, Mahasiswa S3 Pendidikan Islam UIN Sumatera Utara Medan.