• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Makna Sekufu dalam Pernikahan menurut Ning Imaz

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-08-01
in Keislaman
0
Makna Sekufu dalam Pernikahan menurut Ning Imaz (Ist)

Makna Sekufu dalam Pernikahan menurut Ning Imaz (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Konsep pernikahan dalam Islam bukan hanya sekedar persatuan antara dua individu, melainkan juga penyatuan dua keluarga yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan sosial dan spiritual mereka. Salah satu konsep penting yang sering dibahas dalam pernikahan adalah sekufu atau kesetaraan. seperti yang dijelaskan oleh Ning Imaz Fatimatuz Zahra.

Sekufu, berasal dari kata arab “kafa’ah” yang berarti kesetaraan atau kecocokan. Menurut Ning Imaz, sekufu dalam konteks modern selalu menekankan beberapa aspek yang perlu diperhatikan guna memahami makna sekufu, yaitu nasab, harta, keilmuan, gaya hidup, dan luxe atau kemewahan. Meski demikian, semua aspek-aspek itu tergantung dari mana pribadi memandang makna sekufu. Misalnya :

  1. Nasab

Nasab atau keturunan adalah salah satu aspek penting dalam pernikahan, Keturunan atau asal-usul seseorang bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pasangan. Dalam masyarakat yang sangat menghargai silsilah keluarga, kesetaraan nasab dapat mempermudah penyatuan dua keluarga yang memiliki latar belakang sosial yang serupa.

Ayat Al-Quran yang menyatakan الطيبات للطيبين (yang baik untuk yang baik) sering digunakan untuk mendukung pandangan ini, menekankan bahwa keturunan yang baik cenderung sejalan dengan individu yang baik pula. Namun, Ning Imaz menekankan bahwa yang lebih utama dari nasab adalah akhlak dan kemampuan pasangan untuk saling mendukung dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

  1. Harta

Aspek harta juga menjadi pertimbangan dalam konsep sekufu. Ning Imaz menjelaskan bahwa meskipun harta bukanlah segalanya dalam pernikahan, namun kesetaraan ekonomi dapat menghindari permasalahan keuangan yang bisa memicu konflik dalam rumah tangga. Kesetaraan dalam aspek ekonomi bukan berarti harus sama persis, tetapi lebih kepada kemampuan untuk saling memahami dan menyokong kebutuhan ekonomi satu sama lain.

Pandangan ini didukung oleh ayat وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم (mungkin kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu), yang mengajarkan bahwa terkadang ada kebaikan di balik perbedaan yang tampak.

  1. Keilmuan

Keilmuan atau pendidikan adalah faktor yang sering kali mempengaruhi cara berpikir dan pandangan hidup seseorang. Pentingnya kesetaraan dalam pendidikan dan pemikiran sebagai landasan yang kuat untuk komunikasi yang efektif dan pengambilan keputusan yang bijaksana dalam rumah tangga. Dalam konteks ini, pasangan yang sekufu dalam keilmuan diharapkan dapat saling mengisi dan memperkaya pengetahuan satu sama lain, serta mendidik generasi berikutnya dengan nilai-nilai yang baik.

  1. Luxe atau Kemewahan

Aspek kemewahan, atau yang disebut luxe, merujuk pada gaya hidup dan ekspektasi terhadap kenyamanan dan kemewahan dalam hidup sehari-hari. Ning Imaz mengingatkan bahwa meskipun kemewahan bukanlah tujuan utama dalam pernikahan, namun kesesuaian gaya hidup dapat menghindari konflik yang timbul dari perbedaan kebiasaan dan harapan.

Sekufu dalam kemewahan berarti memiliki keselarasan dalam cara pandang terhadap materi dan kemewahan, serta bagaimana cara keduanya mengelola dan mengapresiasi kehidupan yang mereka jalani.

  1. Gaya Hidup

Gaya hidup mencakup kebiasaan sehari-hari, nilai-nilai, dan pandangan hidup yang dipegang oleh pasangan. Menurut Ning Imaz, gaya hidup yang serupa dapat menjadi perekat dalam pernikahan, karena pasangan dengan gaya hidup yang sejalan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dan saling memahami satu sama lain.

Sekufu dalam gaya hidup juga dapat mempengaruhi bagaimana pasangan menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan menghadapi tantangan bersama. Menurut Ning Imaz, konsep sekufu dalam gaya hidup juga bisa dilandaskan dengan ayat الطيبات للطيبين yang dapat diartikan sebagai “perempuan baik untuk laki-laki baik” dan sebaliknya, untuk menekankan bahwa kesetaraan dan keselarasan dalam berbagai aspek kehidupan adalah anjuran yang baik dalam Islam.

Dalam Islam, pernikahan bukan hanya tentang dua individu, tetapi juga tentang bagaimana keduanya dapat saling melengkapi dan membawa kebaikan bagi diri mereka sendiri dan masyarakat sekitarnya. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip sekufu ini, pasangan dapat membangun fondasi yang kuat untuk pernikahan yang bahagia dan langgeng.

Penulis: Erik Lis Setiawan

Editor: Thowiroh

Baca juga: Hakikat Sabar menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Previous Post

Libatkan 45 PCNU, Konferwil NU Jatim Siap Digelar

Next Post

Gus Kikin: PWNU Tegak Lurus Bersama PBNU

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Gus Kikin: PWNU Tegak Lurus bersama PBNU (Ist)

Gus Kikin: PWNU Tegak Lurus Bersama PBNU

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng