tebuireng.co- Para pemimpin negara anggota Forum G20 telah menyepakati Deklarasi Bali atau G20 Bali Leaders’ Declaration dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Indonesia di Bali, 15-16 November 2022.
Forum G20 merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. Forum ini terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Pada KTT G20 kali ini, para pemimpin negara anggota G20 melahirkan G20 Bali Leaders’ Declaration. Deklarasi ini berisi 52 poin yang berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi global termasuk menyinggung masalah keamanan global.
Indonesia sebagai tuan rumah dinilai berhasil dalam menyelenggarakan KTT G20 dengan hadirnya 17 kepala negara dalam kondisi ancaman krisis global seperti saat ini.
Keberhasilan KTT G20 Bali juga ditandai dengan terkumpulnya dana pandemi sebesar USD 1,5 miliar melalui lembaga pandemic fund yang diluncurkan di sela-sela KTT G-20. Dana tersebut berasal dari 20 anggota G20, negara non G20, dan tiga lembaga filantropis dunia.
Tidak hanya itu, penyelenggaraan KTT G20 menghasilkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp7,5 triliun. Dalam perhelatan ini, banyak sekali kerjasama yang menguntungkan Indonesia sebagai tuan rumah dan menjadi modal berharga dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Berikut lima poin awal dari Deklarasi Bali hasil KTT G20 di Bali (16/11/22):
1. Empat belas tahun lalu, para Pemimpin G20 bertemu untuk pertama kalinya, menghadapi krisis keuangan terparah di generasi kita. Kami menyadari, sebagai ekonomi global yang besar, bahwa secara kolektif kami memikul tanggung jawab dan bahwa kerja sama kami diperlukan untuk pemulihan ekonomi global, untuk mengatasi tantangan global, dan meletakkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Kami menetapkan G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi global, dan hari ini kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama karena kami, sekali lagi, mengatasi tantangan ekonomi global yang serius.
2. Kami bertemu di Bali pada 15-16 November 2022, di saat krisis multidimensi yang tak tertandingi. Kita telah mengalami kehancuran yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, dan tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, yang menyebabkan kemerosotan ekonomi, peningkatan kemiskinan, memperlambat pemulihan global, dan menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
3. Tahun ini, kita juga menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global. Ada diskusi tentang masalah ini. Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang, dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, yang diadopsi dengan suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang , 35 abstain, 12 absen) menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.
Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global – menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan. Ada pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan sanksi. Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global.
4. Penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian dan stabilitas. Ini termasuk membela semua Tujuan dan Prinsip yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mematuhi hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata. Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Era hari ini tidak boleh perang.
5. Pada saat kritis ekonomi global saat ini, G20 harus mengambil tindakan yang nyata, tepat, cepat dan perlu, menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia, untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional dan kolaborasi nyata. Dengan demikian, kami tetap berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara kurang berkembang dan pulau kecil berkembang, dalam menanggapi tantangan global ini dan mencapai SDGs. Sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia —Recover Together, Recover Stronger— kami akan mengambil tindakan terkoordinasi untuk memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh serta pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan.
Poin-poin selanjutnya dari 52 poin Deklarasi Bali hasil KTT G20 bisa Anda baca melalui link portal kemlu.go.id berikut: G20 Bali Leaders’ Declaration

