• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kisah Pilu Ibu dan Anak Pasca Erupsi Semeru

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-12-08
in News, Seni & Budaya
0
Korban erupsi Semeru sedang dirawat

Korban erupsi Semeru sedang dirawat (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kisah pilu ibu dan anak terjadi saat erupsi Gunung Semeru Lumajang. Ibu muda usia 25 tahun ini memeluk erat balitanya hingga napas terakhir dari awan panas Semeru.

Jenazah ibu muda dan anak balitanya ditemukan petugas dalam posisi berpelukan. Si Ibu melindungi balitanya dari awan panas Semeru dan keduanya tak sempat melarikan diri dari awan panas tersebut.

Kejadian pilu ini terjadi di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Ibu dan anak balitanya ini tertimbun abu vulkanik.

Jenazah ibu dan anak balitanya ini ditemukan oleh relawan Garda Pemuda (GP) Baret Nasdem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember. Lokasi ibu dan anaknya ini berada di dalam rumah yang atapnya sudah hancur dan pondasi tertimbun abu vulkanik.

“Saat tadi proses evakuasi, kita menemukan jenazah ibu peluk anak. Sekitar pukul 06.30 pagi,” kata Ketua Tim SRU 1 Relawan Baret Nasdem Jember Raditya, Ahad (5/12/2021).

Saat ditemukan, ibu dan anaknya ini berada di bawah tumpukan pasir debu abu vulkanik setebal kurang lebih 2 meter. Relawan awalnya menemukan korban hanya bagian telapak tangannya yang berada di permukaan pasir.

Baca Juga: Kisah Rumini, Korban Erupsi Semeru

Belum diketahui terkait identitas ibu dan anak balitanya ini. Raditya menceritakan, timnya datang ke lokasi atas atas permintaan seorang kakek yang panik minta pertolongan menyelamatkan anak dan cucunya.

“Karena panik tidak sempat menanyakan namanya si kakek. Kita langsung berangkat ke lokasi pukul 6 pagi tadi. Saat itu kita temukan korban, ibu peluk anak, yang merupakan cucu dan anak dari si kakek,” katanya.

“Saat itu si kakek (teriak) histeris. Iki putuku mas, iki putuku (ini cucuku mas, ini cucuku),” jelasnya.

Ibu muda ini kisaran umur antara 25-30 tahun. Sementara anaknya masih usia balita dan dalam posisi digendong. Kisah pilu ibu dan anak ini melengkapi beberapa kisah haru lainnya saat erupsi gunung Semeru.

“Anaknya masih balita dalam posisi digendong. Tidak bisa dikenali dan kulitnya banyak terkelupas. Hanya diketahui dari pakaian sobek dan warnanya. Posisi awal di bawah tumpukan pasir,” jelas Raditya.

Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati dan baru bisa dievakuasi sekitar pukul 7.30 WIB. Dengan menggali tumpukan pasir menggunakan sekop dan alat seadanya.

“Lokasi tepatnya di ujung perkampungan, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo,” ucapnya

Tags: Abu VulkanikErupsi Gunung SemeruKisah pilu ibu dan anak
Previous Post

Waktu Muktamar ke-34 NU 23-25 Desember 2021

Next Post

Jelang Muktamar, Para Dzurriyah Pendiri NU Terbitkan Tiga Pesan Penting

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Jelang Muktamar, Para Dzurriyah Pendiri NU Terbitkan Tiga Pesan Penting

Jelang Muktamar, Para Dzurriyah Pendiri NU Terbitkan Tiga Pesan Penting

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil
  • Gus Ulil Sebut Platform X sebagai Medan Penting dalam Perang Narasi Global

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng