• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Khutbah Jumat Tema Kemerdekaan

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-08-04
in Khutbah Jum'at
0
Khutbah Jumat Tema Kemerdekaan

Gus Sholah memimpin upacara 17 Agustus

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Pembaca yang budiman, khutbah Jumat tema kemerdekaan ini ditulis sebagai pengingat betapa berharganya perjuangan para pendahulu hingga Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

  الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ (الحج: ١)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Bukan hanya takwa dalam lisan/ucapan saja, melainkan takwa yang dinyatakan dalam amal perbuatan sehari-hari baik dalam keadaan sepi maupun dalam keadaan ramai.

Dengan senantiasa bertakwa maka harapan besar kelak pada akhirnya saat menghadapi ajal mendapat pertolongan dan hidayat dari Allah sehingga kita mati dalam keadaan Islam.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Selama ini kita menghirup udara kemerdekaan, kita bebas melakukan ibadah, berusaha, belajar dan menikmati hari-hari bersama keluarga tanpa khawatir nyawa melayang atau terluka. Ini alasan khutbah Jumat tema kemerdekaan ini diangkat.

Tidak dipungkiri, merdeka dari cengkeraman kaum penjajah merupakan kenikmatan agung yang Allah anugerahkan kepada bangsa Indonesia. Akan tetapi sudah cukupkah bagi kita kemerdekaan dari cengkeraman penjajah?

Bukankah masih banyak belenggu yang harus kita singkirkan agar kita dapat meraih kemerdekaan hakiki dan sejati?

Kemerdekaan hakiki adalah ketika kita sudah mampu memerdekakan diri kita dari jerat hawa nafsu. Kemerdekaan sejati adalah ketika kita telah mampu memerdekakan diri kita dari perangkap jahat setan yang tiada henti membuai kita dengan rayuannya.

Kemerdekaan yang sebenarnya adalah tatkala kita telah mampu memerdekakan hati kita dari penyakit-penyakit hati yang membinasakan.  

Kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang pejabat adalah saat ia mampu memerdekakan dirinya dari mental korup. Pejabat yang korup dan memakan uang rakyat sejatinya ia terjajah dan belum merdeka.

Terjajah oleh angan-angannya bahwa kekayaan dan status sosial yang tinggi akan melambungkan kebahagiaannya.  

Kemerdekaan yang hakiki bagi orang kaya adalah tatkala ia mampu memerdekakan hatinya dari penyakit sombong dan sikap merendahkan orang lain.

Kemerdekaan bagi seorang pedagang adalah ketika ia mampu memerdekakan dirinya dari kecurangan. Seorang santri atau siswa dikatakan merdeka apabila ia mampu memerdekakan dirinya dari kemalasan dalam menuntut ilmu.

Guru atau dosen yang merdeka adalah yang mampu memerdekakan dirinya dari niat lain selain mengabdi, mendidik, dan mengader. Seorang tetangga yang merdeka adalah apabila ia mampu memerdekakan hatinya dari virus iri, dengki, dan hasud kepada tetangganya. Begitulah seterusnya.

Kemampuan melepaskan belenggu yang menghalangi kita dari berbuat baik, itulah kemerdekaan yang hakiki dan sesungguhnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Meskipun kita dalam proses memerdekakan diri melawan hawa nafsu, tapi kemerdekaan Indonesia layak disyukuri. Karena ini pondasi utama.

Syukur adalah wujud terima kasih kita kepada Allah SWT, bentuk nyatanya kita selenggarakan do’a bersama untuk para pejuang syuhada yang gugur di medan peran serta bagi mereka yang gugur dalam memikirkan nasib bangsa ke depannya.

Dalam tradisi budaya Jawa biasanya ada rutinan doa malam tirakatan disebut juga dengan bari’an artinya adalah bebasan, terbebas dari penjajahan belenggu yang menyakitkan. Kita harus ingat siapa yang memberikan kemerdekaan dan kebebasan, Allah Swt.

Allah berfirman di dalam surat al-Araf ayat 96:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرَى اَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَ الْاَرْضِ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”.

Dalam al-Qur’an ditegaskan di penghujung surat al-Hasyr ayat 24 :

هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَٰلِقُ ٱلْبَارِئُ ٱلْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai asmaaul husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Hadirin yang berbahagia…

Setelah berdoa dan bersyukur, marilah kita tingkatkan terus darma bakti kita dalam mengisi kemerdekaan ini sesuai keahlian masing-masing. Kita mengabdi untuk bangsa dan negara sesuai dengan kemampuan dan posisi kita masing-masing.

Bagi para pelajar dan para santri. Belajarlah dengan tekun dan sungguh-sungguh agar mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya, sehingga bermanfaat dunia dan akhirat.

Bagi seorang pegawai maka bekerja dan mengabdilah dengan penuh rasa tanggung jawab, bagi seorang pemimpin, maka pimpinlah dengan penuh kasih sayang dan niat yang tulus, kita tunjukan diri kita kepada Allah swt bahwa kita adalah bangsa yang bersyukur atas segala nikmatnya terutama nikmat kemerdekaan ini.

Janganlah sampai kita berkhianat terhadap negara kita, berkhianat terhadap tugas kita, berkhianat kepada Allah Swt. Karena sesunguhnya penghianatan adalah bentuk kekufuran atas segala nikmat yang telah di berikan oleh Allah sang pemberi rezeki.

Itulah khutbah singkat yang saya sampaikan, mudah-mudahan kita semua tidak pernah menyerah untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur, kita memohon kepada Allah mudah-mudahan selalu melimpahkan anugerah dan ridhanya kepada kita semua. Amin

بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم، ونفعنى وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. أقول قولى هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Demikian khutbah Jumat tema kemerdekaan ini ditulis, semoga bermanfaat.

Tags: khutbahkhutbah Idul Adhakhutbah jum'atkhutbah jumat
Previous Post

Muslimah Reformis, Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin

Next Post

Tata Cara Shalat Wanita Istihadah

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Tata Cara Shalat Wanita Istihadah

Tata Cara Shalat Wanita Istihadah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Pengasuh Pesantren Tebuireng Tegaskan Santri Harus Menjadi Penggerak Kemajuan
  • Pesan Gus Kikin untuk Santri Tebuireng di Tengah Framing Negatif Pesantren
  • Gus Yahya: Menjadi Santri, Menjaga Pintu Agama yang Murni
  • Semarakkan HSN 2025, LTN MWCNU Diwek Gelar Bedah Buku
  • Benarkah Jurusan Kuliah STEM Punya Kesejahteraan Ekonomi Tinggi?

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng