• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

KH Adlan Aly: Sarjana Fathul Qarib

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-07-04
in Kebangsaan, Keislaman, Kiai, News, Pesantren, Santri, Tokoh
2
KH Adlan Aly Sarjana Fathul Qarib

Buku yang menjelaskan sejarah hidup KH Adlan Aly, karya Anang Firdaus (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dikisahkan, pada suatu waktu Kiai Adlan Aly (pendiri pondok pesantren putri walisongo cukir Diwek Jombang) didatangi seorang peneliti dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Dalam kesempatan itu Kiai Adlan aly ditanyai, mengaji kitab apa saja kepada KH M Hasyim Asy’ari semasa menyantri di Pesantren Tebuireng?. Tanpa ragu Kiai Adlan menjawab hanya Fathul Qarib.

Kitab Fathl Qarib merupakan salah satu kitab yang terus dikaji oleh Kiai Hasyim Asy’ari meskipun sudah khatam berulang kali. Kebiasaan tersebut nampaknya kemudian diikuti oleh KH Adlan Ali. Ulama kelahiran Gresik ini juga tak bosen mengulang-ulang pengajian kitab Fathl Qarib utamanya di Pesantren Tebuireng. Meskipun Kiai Adlan sudah mendirikan Pondok Pesantren Wali Songo Cukir Jombang.

Kitab Fathul Qarib merupakan karya Ibnu Qasim Al Ghazi, salah satu kitab fikih yang sangat populer di kalangan pesantren. Kitab fikih untuk pemula ini sesungguhnya merupakan syarah dari kitab al Ghayah wa At Taqrib karya Al Qadhi Abu Syuja.

Baca Juga: Kisah Hidup KH Ishaq Latief

Begitu banyak santri senior dan alumni yang menyaksikan keistimewaan sewaktu KH Adlan mengaji kitab Fathul Qarib pada setiap bulan Ramadhan. Jika Kiai Adlan membaca Fathul Qarib dan sampai pada bab salat istisqa, maka saat itu langit akan tertutup mendung. Meskipun siang itu sinar matahari panas menyengat. Selanjutnya, ketika ia memperaktekkan cara memindahkan surban, seketika itu turun hujan. Kejadian serupa berulang setiap tahunnya. Bahkan para santri sampai bab ini sudah bersiap menunggu hujan, saking hafalnya kebiasan ini.

Sosok KH M Adlan Ali merupakan salah satu santri Pesantren Tebuireng yang hingga kini selalu harum namanya. Pendiri Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir ini merupakan salah satu santri kinasih Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Kiai Adlan juga ikut meneruskan perjuangan gurunya dalam mengajar para santri Tebuireng. 

Ulama kelahiran Gresik 1900 M ini sebelum menyantri di Pesantren Tebuireng pernah belajar di bawah bimbingan orangtuanya. Setelah berhasil menghafalkan Al Qur’an, ia mengikuti jejak kakandanya, Kiai Ma’shum yang lebih dahulu menyantri kepada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng.

Selama menyantri di Pesantren Tebuireng, Kiai Adlan belajar dasar dalam beragam dari kitab klasik. Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari juga menaruh perhatian lebih kepada kiai kelahiran Gresik ini. Karena memang Kiai Hasyim sangat senang dengan orang yang hafal Al Qur’an. Kiai Hasyim  sangat menghormati seorang yang hafidz dan berkeinginan agar anak-anaknya ada yang hafal Al Qur’an.

KH Adlan Aly belajar secara tuntas di Pesantren Tebuireng. Setelah tamat masa belajarnya, ia menjadi abdi pesantren Tebuireng dengan menjadi tenaga pengajar. Segala yang diperintah KH M Hasyim Asy’ari diikutinya. Hubungan emosionalnya dengan Tebuireng semakin erat seiring dengan pernikahannnya dengan Nyai Hj Halimah, keponakan guru Kiai Hasyim.

Baca Juga: Sejarah Pesantren Ploso Kediri dan Tebuireng

Selama di Pesantren Tebuireng, KH Adlan Aly pernah mengajar sejumlah kitab kepada santri-santri, waktunya setelah salat Ashar. Kitab yang dibaca adalah Fathul Wahab, Fathul Qarib dan Minhajul Qawim. Juga membimbing beberapa santri Tebuireng yang meminta belajar baca kitab dengan sistem sorogan.

KH Adlan Aly juga tercatat sebagai tim pendiri  Huffad, kini lebih dikenal dengan Pesantren Madrasatul Qur’an. Kiai Adlan mempunyai obsesi kelak ada santrinya yang hafidzul qur’an lafdlan, ma’nan wa amalan. KH Adlan Aly selain terkenal dengan spesialis Fathul Qarib dan Al Qur’an juga dikenal sebagai sosok yang melahirkan banyak penghapal Qur’an lewat Pesantren Putri Walisongo Cukir.  Bahkan Kiai Adlan juga dikenal sangat istikamah salat jamaah di Masjid Tebuireng.

KH Adlan Aly pernah mengalami masa sulit dalam belajar. Pasalnya Indonesia saat itu belum merdeka. Meskipun demikian, kepribadian KH Adlan Aly merupakan seorang yang  tekun dan pekerja keras dalam mendalami khazanah keislaman di Pesantren Tebuireng.

Menurutnya, terjun ke dunia pendidikan sebagai ikhtiar untuk mengisi kemerdekaan. Pendidikan yang telah lama terkungkung belenggu imperialisme dan kolonialisme, di mana pada masa penjajahan   pendidikan merupakan suatu yang sulit untuk didapat apalagi dikembangkan.  

Di antara pesan yang sangat dalam dan penuh makna dari beliau adalah,   “Selesaikan belajarmu baik di sekolah formal maupun non formal, saya doakan, semoga ke depan diberikan tambahan ilmu yang bermanfaat jika hendak memperoleh tambahan ilmu, hendaklah serius dalam mengabdi kepada Allah.”

Riwayat hidup dan perjuangan KH Adlan Ali dapat digali dalam buku “Karomah Sang Wali: Biografi KH Adlan Ali.” Buku ini ditulis oleh Anang Firdaus, Dosen Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng.

Ahmad Fao

Tags: KH Adlan AlyKH. M. Hasyim Asy’arisantri putriTebuireng
Previous Post

KH Mansur, Sosok Guru Kiai Hasyim Asy’ari

Next Post

Makna Dzarrah dalam al-Qur’an dan al-Hadits

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
makna dzarrah dalam al-Qur'an dan al-hadits

Makna Dzarrah dalam al-Qur'an dan al-Hadits

Comments 2

  1. bunga says:
    2 tahun ago

    Informasi yang sangat menarik
    Silakan kunjungi website kami untuk informasi lainnya
    https://unair.ac.id/

    Balas
  2. Hamidah says:
    2 tahun ago

    Artikel ini sangat menarik untuk dibaca. Artikel ini memberi pengetahuan yang lebih dalam bagi pembaca. Artikel menarik lain dapat diakses melalui website https://unair.ac.id/

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil
  • Gus Ulil Sebut Platform X sebagai Medan Penting dalam Perang Narasi Global

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng