Hubungan Habib Rizieq dan Gus Dur penuh ketegangan, salah satunya ketika Rizieq tantang Gus Dur bersumpah terkait bab Ahmadiyah.
Pemerintah sudah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tentang Ahmadiyah, tapi pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab masih belum puas.
Selain mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rizieq malah menantang mantan presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang masih membela Ahmadiyah. Rizieq mengajak Gus Dur melakukan mubahalah (sumpah secara Islam).
“Saya menantang Gus Dur untuk mubahalah, Gus Dur silakan ajak anak dan istrinya, saya juga akan mengajak anak dan istri saya. Kita bersumpah di hadapan Allah. Siapa yang benar dirahmati Allah, siapa wang salah di antara kita akan dikutuk, dilaknat dan mati dalam keadaan mina,” teriak Rizieq saat keluar dari pemeriksaan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (10/6/2008).
Sebenarnya, Habib Rizieq saat itu ditanya wartawan seputar materi pemeriksaan. Namun, ia mengatakan hal lain, ia mengatakan tak akan mau diperiksa sebelum Gus Dur dan para anggota AKKBB juga diperiksa.
Rizieq menilai Ahmadiyah pantas dibubarkan karena ajarannya telah menodai agama Islam. “Ahmadiyah telah menodai Islam. Penodaan Islam tidak boleh dilokalisasi dan tidak boleh dilindungi, wajib dibubarkan,” katanya.
la secara tegas juga meminta, selama pembinaan oleh pemerintah, jemaat Ahmadiyah tidak boleh ber-KTP Islam, kecuali mereka sadar kembali ke Islam.
“Saya serukan umat Islam untuk terus mendesak Presiden agar mengeluarkan Keppres pembubaran Ahmadiyah,” lanjut Rizieq dalam pesan yang dibacakan Amir Majelis Mujahidin Indon Abu Bakar Ba’asyir yang kemarin mengunjungi dirinya dan Munarman.
Sementara itu, pasca keluarnya SKB tiga menteri, sebagian besar jemaah Ahmadiyah di Tanah Air masih melakukan aktivitasnya seperti biasa. Di Kelurahan Toa Payah Selatan, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, situasi tetap normal.
Para warga muslim dan penganut Ahmadiyah saling menghormati. Demi pula dengan di Kudus dan Bali. Kondisi serupa juga terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Namun, sebagian warga ada yang menempelkan “Keluarga Besar Ahli Sunah Wal Jamaah Non Ahmadiyah” di rumahnya
Ketua DPD Ahmadiyah Kabupaten Sukabumi, Asep Saripada sempat menyesalkan tindakan pemasangan stiker ini oleh para warga karena situasi dan kondisi Desa Parakan Salak aman-aman saja.
Kendati situasi aman, di berbagai daerah aparat meningkatkan kewaspadan. Mereka menjaga masjid warga Ahmadiyah dari kemungkinan adanya perusakan pihak-pihak tertentu. Ini seperti yang terjadi di Masjid Nusrat Jahari, Jalan Erlangga Raya No 7A Semarang.
Pakar pemerintahan Ryaas Rasyid menilai kebijakan pemerintah mengeluarkan SKB tidak tuntas, karena masih memungkinkan menimbulkan multi tafsir.
Menurutnya, SKB yang hanya menekankan pelarangan pengikut Ahmadiyah untuk melakukan aktivitas yang bersifat perekrutan dan mempengaruhi masyarakat, sebenarnya mengandung unsur keraguan sikap pemerintah.
Sedangkan Aliansi Waspada Aliran Sesat (AWAS) mendesak pemerintah segera menarik kitab suci Ahmadiyah, yakni Tadzkirah dari peredaran.
Karena isi SKB itu memerintahkan penganut Ahmadiyah menghentikan penyebaran, penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam.
“Pemerintah harus tarik Tadzkirah, karena buku itu menyatakan Mirza sebagai Nabi,” kata Ustal Bachtiar, koordinator AWAS di Batam.
Mendagri Mardiyanto meminta masyarakat tidak memperdebatkan soal SKB dan Keppres. “Saya katakan bukan perlu atau tidak (Keppres). Tapi kita tidak usah berdebat. Kita laksanakan dululah SKB ini. Karena SKB ini pedomannya juga UUD,” ujar Mardiyanto, Selasa (10/6/2008).
la mempersilakan jika ada pihak-pihak yang menyebut pemerintah tidak tegas dengan turunnya SKB Ahmadiyah tersebut untuk membawanya ke jalur hukum. Tulisan ketika Rizieq tantang Gus Dur sudah pernah terbit di detik.com, Rabu, 11 Juni 2008