• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kerugian Melewatkan Salat Berjama’ah

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-12-07
in Hadits, Kiai, Kitab Kuning, Pengajian
0
Kerugian Melewatkan Salat Berjama'ah

Kerugian Melewatkan Salat Berjama'ah

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum, Tambakberas yakni KH Moch Djamaluddin Ahmad menyampaikan kerugian melewatkan salat jama’ah karena merupakan amalan takwa.

Pernyataan ini disampaikannya dalam acara kajian rutinan tasawuf malam selasa Al-Hikam di Mushala Al-Fatah Sambong Santren, Jombang, tepatnya Senin (28/06/2021).

“Menurut Ali bin Abi Thalib takwa adalah takut kepada Allah yang bersifat jalal,” jelasnya.

Ia menjelaskan jika takwa terdapat tiga tingkatan, yakni beramal atas dasar Al-Qur’an, qana’ah, dan siap-siap menghadapi pemberangkatan menuju Allah. Kerugian melewatkan salat jama’ah termasuk tidak bertakwa.

Salat termasuk ibadah yang menjadi rukun Islam, urutan kedua setelah syahadat menandakan betapa pentingnya posisi salat dalam Islam.

Menurut Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) tersebut shalat berjamaah merupakan salah satu persiapan menghadapi keberangkatan menuju Allah.

Baca Juga : Arti Salat di Ayat Ketiga Surat Al-Baqarah

Kiai Djamal bercerita dalam kitab kuning diceritakan bahwa Syaikh Ubaidillah bin Umar Al-Qowaridhi Rahikumullah, dia adalah seseorang yang tidak pernah melewatkan salat berjama’ah.

Namun, suatu hari dia kedatangan seorang tamu di waktu Isya alhasil untuk menghormati tamunya dia tidak melaksanakan salat berjama’ah.

“Tetangga masjid salatnya tidak sempurna kecuali salatnya di masjid.” Saat teringat hadis itu Ubaidillah bergegas mencari musala yang sedang atau akan melaksanakan salat berjama’ah setelah tamunya pulang.

Karena tidak menemukan masjid yang dicari akhirnya Ubaidillah memutuskan untuk pulang kemudian melaksanakan salat Isya sebanyak 27 kali berharap bisa mendapat ganjaran yang setimpal layaknya orang berjama’ah. Mengingat perbandingannya satu dibanding 27.

Saat dia terlelap tidur, Ubaidillah bermimpi mengendarai seekor kuda bersama sekelompok orang, dia di barisan paling belakang sendiri meski sudah memacu kudanya tetap saja dia tidak bisa menyusul mereka. Kemudian ada salah seorang menengok.

“Kamu tidak akan mampu menyusul karena kami mengerjakan salat isya berjama’ah sedangkan kamu salat sendirian,” ungkapnya.

Dalam hadis yang lain diriwayatkan dari Usman bin Affan yang mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Barang siapa shalat Isya berjamaah, maka ia bagaikan shalat (sunah) setengah malam, dan barang siapa shalat Subuh secara berjamaah, maka ia bagaikan shalat (sunah) semalam penuh’.” (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).

“Meski salat sendiri ia kerjakan 70 kali, tetap saja tidak bisa menyaingi pahala layaknya salat berjama’ah,” tutupnya. (Siti Choirotul Amalia).

Tags: KH M Djamaluddin AhmadSalatSalat jama'ahSantri
Previous Post

Arrazy Kritik Islam Simbolik di Indonesia

Next Post

Kisah Cinta Abadi Rumini ke Sang Ibu

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Rumini saat msih hidup

Kisah Cinta Abadi Rumini ke Sang Ibu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan
  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng